Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengklaim program pembentukan Lorong Wisata (Longwis) di 15 kecamatan dinilai berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi, bahkan dapat menekan laju inflasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

"Program ini kami namakan lorong wisata, ada 5.000 lorong. Tahun lalu sebanyak 1.096 dan tahun ini targetnya 1.000 lorong. Itu tidak lain untuk membangkitkan ekonomi mikro," kata Ramadhan melalui keterangannya diterima di Makassar, Jumat.

Ia menyebutkan, program Longwis ini mendukung pertumbuhan ekonomi yang naik mencapai 5,40 persen dari sebelumnya 4,47 persen. Selain itu, inflasi di Makassar juga turun, berdasarkan data BPS Kota Makassar, sejak November 2022 mencapai 5,99 persen lalu turun mencapai 5,72 persen pada Februari 2023.

Pria akrab disapa Danny Pomanto ini mengemukakan, pandemi COVID-19 tentu memberi kesempatan Pemkot Makassar untuk me-reset kembali ekonomi sehingga dimulai dengan ekonomi mikro berbasis lorong atau Usaha Mikro Kecil Menegah atau UMKM.

Baca juga: Wawali Makassar paparkan program Lorong Wisata dihadapan Menko PMK

"Jika dimulai dari mikro maka kita akan sekaligus kerjanya, karena termasuk menekan gini ratio atau kesenjangan ekonomi," papar Danny Pomanto dalam acara Speak After Lunch Inews, di Jakarta.

Untuk itu, klaster-klaster ekonomi dengan lorong wisata tersebut, ungkap dia, dapat memperkuat ekonomi, apalagi di dalamnya ada budidaya lobster, tanaman, UMKM dan banyak hal lain.

"Di Longwis ini saya ajak masyarakat menanam sejumlah komoditi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini sejalan dengan kebijakan pusat untuk memerangi inflasi, juga food security. Termasuk menguatkan hubungan sosial masyarakat karena adanya kerja sama di lorong," ujar Danny.

Padahal, biasanya penanaman itu dilakukan di wilayah luas, tetapi untuk Makassar dibudidayakan di lorong-lorong. Makanya, Longwis kini menjadi ruang produktif dan etalase kota, beda dengan situasi kota di tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Wawali Makassar minta 1.000 lorong wisata disiapkan setelah Lebaran

Selain itu, ekosistem terbentuk termasuk digitalisasi dibuatkan lalu dimasukkan ke big data Metaverse, seperti pada QR Code untuk penduduk, data pribadi, digital address, medical record, financial record. Rumah-rumah dibuat tiga dimensi, mengukur tingkat sosial sehingga ada mitigasi sosial, social caring, dan social sharing.

"Presiden Jokowi pekan lalu ke Makassar dan menanyakan harga bahan pokok termasuk harga cabai. Presiden sampaikan harga cabai di Makassar Rp40 ribu per kilogram, itu bagus sekali dibandingkan Jakarta sampai Rp90 ribu. Jadi Presiden katakan tidak perlu khawatir," tutur Danny menambahkan.