"Salah satu tantangan mewujudkannya terletak pada sistem pengereman yang mumpuni. Sistem yang tidak hanya akurat dan aman, tetapi juga nyaman bagi pengendara di dalamnya," kata Yanu dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Yanu menganalogikan sistem pengereman pada kendaraan listrik layaknya mekanisme pada tubuh manusia.
Mata akan mengirimkan sinyal kepada otak tentang kondisi di depan ketika kita berjalan atau berlari. Entah kondisi jalanan yang sepi atau justru memiliki halangan.
Kemudian, otak memberikan perintah kepada tubuh untuk menghindari atau dalam hal ini berhenti.
Menurut Yanu, implementasi itu justru jauh lebih kompleks dalam praktiknya alias tak semudah yang dipikirkan.
Dia menjelaskan kamera layaknya mata yang bertugas mendeteksi dan memberikan input data kepada CPU yang menjadi otak kendaraan. CPU yang sudah dilengkapi sensor nantinya akan mengirimkan perintah kepada aktuator untuk secara otomatis melakukan pengereman.
"Aktuator tadi pompa hidrolik di bagian rem bekerja," jelas Yanu.
Baca juga: BRIN lakukan tiga eksperimen riset tentang gerhana matahari hibrid
BRIN telah sebetulnya telah membenamkan pengereman otomatis pada prototipe kendaraan listrik Micro Electric Autonomous Vehicle (MEVi). Namun, sistem itu masih secara on/off, sehingga mobil yang tengah bergerak bisa mendadak berhenti.
Yanu menyampaikan perlu ada penyesuaian jarak antara kendaraan listrik dengan benda atau rintangan yang ada di depannya. Kecepatan dikurangi perlahan, sehingga pengemudi nyaman.
Saat ini tim riset BRIN sedang berupaya mendesain dari awal sistem pengereman darurat.
Sistem itu akan diimplementasikan pada platform kendaraan listrik baru yang spesifikasi teknisnya didesain sedemikian rupa. Misalnya, seukuran kendaraan penumpang kecil dua penumpang hingga minibus yang dapat menggunakan perangkat otomotif standar.
Yanu percaya teknologi kendaraan listrik otonom level 4 yang menjadi target tahun ini dapat terwujud. Tantangan lainnya, bagaimana implementasi mobil listrik otonom ini ke depannya.
Baca juga: BRIN tawarkan kolaborasi riset dukung pengembangan pulau-pulau kecil
Baca juga: BRIN ungkap tradisi lisan nusantara mengandung pengetahuan lingkungan