Brussels (ANTARA) - Pernyataan Rusia akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus menunjukkan bahwa pernyataan bersama Rusia-China beberapa hari sebelumnya hanyalah "janji kosong", kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada Kamis.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan rencana itu hanya beberapa hari setelah Rusia dan China menyatakan bersama bahwa negara-negara seharusnya tidak menempatkan persenjataan nuklir di luar perbatasannya, kata Stoltenberg dalam jumpa pers di markas besar NATO di Brussels.

Stoltenberg menyebut pernyataan hanya "janji kosong dan apa yang seharusnya kita perhatikan dengan seksama adalah yang sedang dilakukan Rusia".

Stoltenber menyatakan NATO tidak melihat tanda-tanda Rusia mengikuti apa yang telah diumumkan Putin.

Baca juga: Rusia serahkan sistem rudal jarak pendek Iskander kepada Belarus

Namun, Stoltenberg menilai Rusia semakin lama semakin bergantung kepada China, sebagian akibat dampak sanksi internasional yang diterapkan terhadap Moskow akibat perang di Ukraina.

"Perdagangan dengan China menjadi semakin penting bagi Rusia," kata Stoltenberg.

Stoltenberg juga mengulangi seruannya agar wartawan Wall Street Journal Evan Gershkovich yang ditangkap Kamis lalu di Rusia agar segera dibebaskan.

"Ini soal kebebasan pers," kata Stoltenberg.

Baca juga: Jebolnya bendungan netralitas dan pupusnya finlandisasi

Sumber: Reuters