Mataram (ANTARA) - Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, saat ini melaksanakan program edukasi bahasa dan sastra Indonesia di daerah (terdepan, terpencil dan tertinggal), sebagai salah satu upaya diseminasi bahasa Indonesia di daerah ini.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat Puji Retno Hardiningtyas di Mataram, Kamis mengatakan program edukasi bahasa dan sastra Indonesia di daerah 3T dilaksanakan dengan memberikan bantuan buku ke ratusan sekolah dasar di wilayah NTB.

"Buku bantuan yang kami berikan berupa buku-buku cerita sebab yang kita sasar adalah sekolah dasar (SD)," katanya.

Beberapa daerah yang mendapatkan bantuan buku antara lain di Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 44 sekolah, kemudian di Lombok Tengah sebanyak 37 sekolah, dan satu sekolah di Kota Mataram yakni SDN 10 Ampenan.

Menurutnya, jumlah sekolah yang menjadi sasaran program edukasi bahasa Indonesia saat ini tercatat sekitar 300 sekolah lebih. Satu sekolah mendapatkan bantuan buku 1.578 eksemplar.

Baca juga: Kantor Bahasa: Belum semua pemda cinta Bahasa Indonesia

Baca juga: 1.000 kosakata bahasa daerah NTB diusulkan masuk ke KBBI


"Program edukasi bahasa dan sastra Indonesia dengan bantuan buku ini sudah kita mulai tahun 2022," katanya.

Dalam pelaksanaannya, Kantor Bahasa Provinsi NTB melakukan pendampingan bekerja sama dengan Balai Guru Penggerak dan Balai Peningkatan Mutu Pendidikan sebagai fasilitator dan literasi dengan memberikan edukasi bagaimana sekolah mengelola bantuan yang telah diberikan dengan maksimal agar target diseminasi bahasa Indonesia tercapai.

Misalnya, dengan memberikan kode pada buku, pemanfaatan buku di perpustakaan, memberikan praktik baik mengelola buku, hingga bagaimana memberikan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

Buku tersebut juga bisa menjadi bahan orang tua dalam membimbing anak-anak ketika di rumah agar mampu menjadi penutur bahasa Indonesia yang baik dan benar.

"Dengan demikian, diharapkan Trigatra Bangun Bahasa yakni utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing di daerah 3T bisa tercapai," katanya.

Terkait dengan itu, lanjut Retno, dalam hal ini pihaknya juga melibatkan Dinas Pendidikan dan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah setempat untuk mendampingi sekolah yang sudah mendapatkan buku. Termasuk memberikan model pembelajaran bagaimana guru menyampaikan ke pada siswa.

Dari hasil evaluasi, di Kabupaten Lombok Utara yang sudah mendapatkan hibah buku telah dimanfaatkan oleh sekolah. Bahkan dari hasil pertemuan 44 guru di KLU perwakilan dari sekolah penerima hibah mereka sudah mampu memberikan bimbingan kepada 40 sekolah lainnya.

"Bahkan guru di KLU bersedia melakukan pendampingan tanpa tim dari kami (Kantor Bahasa-red) sebab mereka sudah punya pustakawan," katanya.

Baca juga: Bahasa asing ancaman eksistensi bahasa Indonesia

Baca juga: Kota Mataram buat nama jalan dalam tiga bahasa