Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan upaya mendorong nilai-nilai kesetaraan gender harus terus dilanjutkan sebagai bagian strategi pemberdayaan perempuan dalam menjawab berbagai tantangan di masa depan.

Pernyataan itu disampaikannya saat menjadi pembicara secara daring dalam diskusi bertema "National Strategies For Women: Investing in Economic Empowerment" yang diselenggarakan National Research University Higher School of Economics (HSE University) secara hybrid di Moskow, Rusia, Rabu (5/4) waktu setempat.

"Perempuan merupakan bagian dari populasi global yang penting karena memiliki potensi kontribusi yang nyata dalam proses pembangunan ekonomi di setiap negara," kata Rerie sapaan karibnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Terlepas dari potensi tersebut, dia menilai perempuan masih menghadapi sejumlah hambatan terkait kesetaraan, termasuk di sektor ekonomi.

Padahal, kata Rerie, kesetaraan gender secara jelas sudah ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Nomor 5 yang merupakan prasyarat untuk mencapai kesetaraan dan kemakmuran seluruh umat manusia.

Sehingga, dia menyebut hambatan pemberdayaan ekonomi perempuan harus didekati dengan kebijakan yang mampu membangun semangat kewirausahaan yang inklusif terhadap gender.

Rerie juga mengungkapkan bahwa selama satu dekade terakhir, Indonesia telah melakukan upaya signifikan untuk berinvestasi dalam pemberdayaan ekonomi perempuan.

Dia memandang upaya pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, namun berkontribusi pula pada tujuan SDGs lainnya.

"Seperti SDGs No. 8 tentang peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua," tuturnya.

Meski demikian, Rerie menyebut Indonesia masih memiliki sejumlah 'pekerjaan rumah' dalam pemberdayaan ekonomi perempuan, di antaranya dalam bentuk peningkatkan pemerataan partisipasi tenaga kerja melalui kebijakan dan pengembangan keterampilan,

"(Serta) peningkatan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan kebijakan publik," ucapnya.

Dia mengatakan bahwa komitmen Indonesia terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tercermin dalam berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.