Tanjung Redeb (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Berau menyiapkan speedboat sebagai "Puskesmas Terapung" di wilayah pesisir sebagai bentuk komiten untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil.

"Speedboat ini juga sebagai sarana transportasi dokter spesialis, dan untuk membawa peralatan kesehatan," kata Sekretaris Dinkes Berau, dr Mathius Popang, kepada wartawan, Jumat (7/12).

Menurut dia, puskesmas terapung itu sudah beroperasi sejak 2010. Meski di daerah pesisir ini mayoritas ada puskesmas dan puskesmas pembantu, tetapi Dinkes tetap memberikan pelayanan kesehatan melalui "puskesmas terapung", khusus untuk melayani warga yang berdomisili di daerah pesisir.

Daerah pesisir itu di antaranya Pulau Derawan, Maratua, Sangalaki, dan pulau terpencil lainnya termasuk Biduk Biduk, Talisayan, Batu Putih serta kecamatan pesisir lainnya.

"Setiap puskesmas terapung ini keliling daerah pesisir, selalu disertai satu orang bidan, dan dua dokter spesialis, berikut perlengkapan kesehatannya. Penugasan dua orang spesialis ini tergantung kebutuhan masyarakat. Artinya, tergantung kasus yang terjadi di daerah tersebut," ujarnya.

Misalnya di daerah itu sedang musim penyakit kulit dan penyakit mata, maka Dinkes menugaskan dokter spesialis kulit dan spesialis mata.

Untuk bidan, kata Mathius, untuk memberikan pelayanan kepada ibu hamil.

"Ini kami lakukan sekaligus untuk menekan angka kematian ibu dan anak," lanjut mantan kepala Puskesmas Kampung Bugis, Tanjung Redeb ini.

Dijelaskan juga, penugasan dokter spesialis ke daerah pesisir ini, pihaknya berkoordinasi dengan dokter, terutama soal kesiapan dokter yang bersangkutan.

"Peran puskesmas setempat itu adalah stabilisasi kondisi pasien, agar kondisi pasien ini tidak semakin parah, sembari menunggu kedatangan dokter spesialis yang bersangkutan. Jadi ketika terjadi kasus tertentu menimpa salah seorang pasien, tidak langsung dirujuk ke rumah sakit, sepanjang masih bisa ditangani oleh pihak puskesmas," ujarnya.

Ditanya bagaimana dengan peningkatan pelayanan kesehatan kepada warga yang berdomisli pedesaan atau hulu, pihaknya menggunakan pelayanan puskesmas keliling melalui darat.

"Karena dapat ditempuh menggunakan transportasi darat, kita gunakan kendaraan roda empat," jelas Mathius.

Disinggung soal anggaran untuk peningkatan pelayanan kesehatan tersebut, dikatakan Mathius, tahun 2013 mendatang pihaknya mendapatkan bantuan dari Pemprov Kaltim sebesar Rp 250 juta.

Sementara dana dari APBD Berau tersedia Rp 300 juta lebih. "Kami berharap dengan adanya bantuan dana tersebut, program kami ini semakin lancar dan semakin maksimal," katanya.

(KR-HDA/A041)