Jakarta (ANTARA) - Pameran seni autisme bertajuk "Bianglala Seribu Imajinasi" digelar di Bentara Budaya Jakarta pada Rabu, menghadirkan 29 seniman dan beberapa diantaranya punya karya yang telah diapresiasi di tingkat dunia.

Salah satu peserta, Muhammad Salman Farisyi (Salman), bahkan pernah diundang secara langsung oleh perusahaan otomotif asal Jerman, Porsche untuk melukis di atas mobil Porsche Taycan.

"Salman ini baru dua tahun menekuni dunia melukis. Awalnya ini hanya bagian dari terapi, lalu guru seni Salman membuatnya menarik satu garis menjadi batang pohon, dari situlah Salman kemudian punya ciri khas gambar pohon Sakura, yang kemudian dilukis di Mobil Porsche Taycan pada tahun 2022 lalu di Jakarta," kata Dina Farisyi, Ibunda Salman saat ditemui di lokasi.

Dina juga mengatakan, sejak melukis, pekembangan yang paling terlihat dalam diri Salman yakni ia kini menjadi pribadi yang lebih tenang, bahkan bisa menuangkan ekspresinya ke dalam karya-karya yang positif.

"Bahkan sekarang Salman sudah punya galeri sendiri yang dinamakan M Salman Gallery," kata Dina, bangga.

Murid kebanggaan Sekolah Cikal Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu juga pernah dipilih menjadi pelukis di atas bus Transjakarta bersama 14 pelukis lainnya.

Yayasan Autisma Indonesia (YAI) juga mengundang 11 seniman berbakat lain dari luar Jakarta, seperti Vincent Prijadi asal Surabaya yang karyanya telah mendapatkan penghargaan di ajang Art Fair Tokyo 2023 di Jepang.
Lukisan sketsa hitam putih Sarinah, Jakarta Pusat dan Kota Bandung karya Andra Naladira di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (5/4/2023) (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Seniman lainnya, Andra Naladira (24) juga turut meramaikan pameran kali ini. Ia memiliki kemampuan ingatan fotografis (photographic memory) yang handal, karyanya bernuansa hitam putih yang menampilkan detail pemandangan di Sarinah, Jakarta Pusat, dan Kota Bandung.

"Memang ciri khasnya hitam putih, dia punya kepekaan khusus pada lingkungan di sekitarnya, jadi ketika melihat dia langsung menorehkannya dalam sketsa, sebenarnya bisa juga pakai warna, tetapi Andra lebih ekspresif kalau lukisannya hitam putih," ujar Ayah Andra.

Baca juga: Hilmar Farid: Karya seni harus unggul tanpa predikat autisme
Baca juga: Rayakan Hari Autisme, buku anak "Kado Alma untuk Dila" diluncurkan