Jakarta (ANTARA) - Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) membukukan laba bersih sebesar Rp26,8 miliar sepanjang tahun 2022

Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan laba bersih didapat dari pemanfaatan perpanjangan relaksasi restrukturisasi kredit secara konservatif oleh Bank Sampoerna melalui penurunan persentase kredit direstrukturisasi serta peningkatan beban penyisihan penurunan nilai kredit hingga 48,5 persen.

Sebagaimana diketahui, kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit bagi UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi terkait COVID-19 telah diperpanjang oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga akhir 2024 mendatang.

Sepanjang tahun 2022, Bank Sampoerna juga membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp830,2 miliar atau meningkat 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), terutama dicapai melalui penurunan beban bunga sebesar hampir 32,9 persen (yoy) menjadi Rp384,4 miliar.

Dalam hal permodalan, Ali menuturkan Bank Sampoerna juga memiliki fondasi yang sangat kuat. Komitmen pemegang saham terealisasikan antara lain melalui peningkatan modal Bank Sampoerna menjadi lebih dari Rp3 triliun sejak Juni 2022.

Dengan demikian, Bank Sampoerna memiliki rasio tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/ CAR) sebesar 33 persen pada akhir 2022 dan siap melayani lebih banyak UMKM di tahun ini.

Lebih jauh, ia menyampaikan kinerja yang dicapai Bank Sampoerna tak lepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemanfaatan teknologi. Di tahun 2023, Bank Sampoerna telah bekerja sama dengan tidak kurang dari 40 perusahaan teknologi finansial (tekfin/fintech), perusahaan multifinance, koperasi simpan pinjam (KSP), dan berbagai institusi keuangan lain untuk memberikan pendanaan pada lebih banyak UMKM dan masyarakat umum.

Teknologi juga telah diaplikasikan sesuai kebutuhan seperti pengintegrasian fungsi face recognition (pengenalan wajah) dan liveness detection (pengenalan wajah pada aplikasi merupakan benar merupakan pengguna asli, bukan foto ataupun patung) untuk mempercepat proses pembukaan tabungan Sampoerna Mobile Saving secara daring.

Di tahun 2023, Bank Sampoerna juga telah menjalankan open API (Application Programming Interface) yang memungkinkan mitra pihak ketiga membangun aplikasi dan layanan yang terintegrasi dengan layanan di Bank Sampoerna tanpa mengkompromikan keamanan jaringan ataupun data nasabah.

Terlepas dari beberapa sentimen negatif dari beberapa kejadian di luar negeri yang dapat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia, Ali menilai terdapat cukup alasan untuk menatap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia dan industri perbankan di tahun 2023.

“Tidak hanya permintaan pinjaman telah terus menguat, tapi juga kecukupan modal di industri perbankan dan semakin padu kolaborasi antara industri perbankan, fintech, dan industri lain, merupakan modal penting bagi pertumbuhan yang kuat dan berkualitas,” ucap dia.

Baca juga: Bank Sampoerna salurkan 40 persen kredit ke UMKM
Baca juga: Bank Sahabat Sampoerna dukung BNN Jaksel cegah narkoba