Jakarta (ANTARA) - Sejumlah peneliti China mengungkap mekanisme ekologis efek semak di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet dengan menyelidiki keragaman fungsional komunitas bawah tanah.

Studi ini meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim global pada komunitas nematoda di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, kata Xiao Sa, seorang profesor di Fakultas Ekologi Universitas Lanzhou sekaligus pemimpin studi tersebut.

Penggunaan lahan dan perubahan iklim mengubah pola keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem secara global, dengan perambahan semak menjadi perhatian utama.

Tim studi itu melakukan survei skala besar serta mengambil sampel tanaman dan sampel tanah dari dalam dan luar semak dari semak belukar dominan di 31 lokasi semak yang tersebar luas di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.

Para peneliti mengumpulkan ciri-ciri fungsional dan menghitung keragaman alfa dan beta komunitas nematoda.

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa semak tidak secara signifikan mengubah kekayaan dan dispersi fungsional komunitas nematoda, tetapi secara signifikan menurunkan keragaman beta fungsional, dalam pola homogenisasi fungsional di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.

Studi ini memberikan dasar teori baru untuk memahami lebih lanjut tentang perubahan keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem di dataran tinggi.

Hasil studi tersebut dimuat dalam jurnal Global Change Biology.