Pangkalpinang, Babel (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai ekspor pada Februari 2023 mencapai sebesar 112,56 juta dolar Amerika Serikat atau turun 63,36 persen dibandingkan Februari tahun sebelumnya yang 307,25 juta dolar AS.

"Ekspor year on year (Februari 2023 dibanding Februari 2022) turun 63,36 persen, karena turunnya ekspor timah," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga di Pangkalpinang, Babel, Rabu.

Ia mengatakan ekspor komoditas timah pada Februari 2023 turun sebesar 71,14 persen yakni senilai 81,26 juta dolar. Sementara itu, ekspor komoditas nontimah tercatat sebesar 31,31 juta dolar atau naik 21,90 persen.

"Secara kumulatif (c-to-c), nilai ekspor Januari-Februari 2023 mengalami penurunan 93,38 persen dibandingkan Januari-Februari 2022. Penurunan nilai ekspor didorong oleh turunnya ekspor timah sebesar 94,86 persen," katanya.

Ia menyatakan ekspor komoditas nontimah tercatat juga mengalami penurunan sebesar 83,55 persen. Sampai dengan Februari 2023, peran timah dan nontimah terhadap total ekspor masing-masing sebesar 67,38 persen dan 32,62 persen.

Menurut dia, timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar diekspor ke negara-negara di Asia, dengan Tiongkok masih menjadi negara tujuan utamanya.
"Sepanjang Januari-Februari 2023, sebanyak 39,85 persen ekspor timah dikirim ke Negeri Tirai Bambu," ujarnya.

Selanjutnya, porsi Korea Selatan dan India tercatat sebesar 14,86 persen dan 10,55 persen ekspor timah diekspor ke kedua negara tersebut. Di urutan berikutnya adalah Singapura dan Taiwan. Lima negara utama tujuan ekspor timah ini berperan sebesar 81,21 persen.

"Secara komulatif (c-to-c), terjadi kontraksi pertumbuhan ekspor ke lima negara terbesar tujuan timah. Tiongkok terkontraksi hingga 52,06 persen dan Korea Selatan terkontraksi hingga 66,40 persen. Taiwan merupakan negara dengan kontraksi terdalam hingga 71,88 persen," katanya.