Washington (ANTARA) - Sektor keuangan nonbank sekarang menyumbang setengah dari aset seluruh sistem keuangan dunia dan harus diatur lebih ketat untuk melindungi stabilitasnya, staf ekonom dari Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Selasa (4/4/2023).

Rilis penelitian ini dilakukan seminggu sebelum IMF dan Bank Dunia mengadakan pertemuan setengah tahunan para gubernur bank sentral dan menteri keuangan di Washington, di tengah dampak kegagalan bank-bank Amerika dan Eropa bulan lalu.

Pada tahun-tahun sejak kehancuran Wall Street pada 2008, pemerintah-pemerintah telah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan suku bunga rendah sambil meningkatkan pengawasan bank tradisional.

Menurut makalah IMF, ini telah mendorong triliunan dolar aset keuangan ke tangan dana lindung nilai, perusahaan asuransi, program pensiun dan lainnya di luar sektor perbankan yang mungkin melakukan investasi berisiko untuk mencari keuntungan tetapi dengan dengan lebih sedikit perlindungan dan sedikit data yang tersedia untuk umum yang diperlukan buat pengawasan.

"Para pembuat kebijakan memerlukan alat yang tepat untuk mengatasi gejolak" di antara perantara keuangan non-bank, kata pejabat senior IMF dalam posting blog yang dirilis secara bersamaan. "Pengawasan, regulasi, dan pengawasan yang kuat adalah prasyarat penting."

Para penulis, Fabio Natalucci, Antonio Garcia Pascual dan Thomas Piontek, secara khusus menunjuk pada krisis obligasi tahun lalu di Inggris, ketika rencana stimulus pemerintah yang naas memicu lingkaran setan.

Peningkatan pinjaman pemerintah mendorong imbal hasil obligasi, menyebabkan kerugian besar bagi dana pensiun dengan investasi pendapatan tetap, yang mengakibatkan margin call yang memaksa dana untuk menjual dan mendorong imbal hasil lebih tinggi - sampai bank sentral Inggris turun tangan.

Pada saat inflasi tinggi, tekanan pasar seperti ini dapat membuat bank-bank sentral menghadapi pilihan sulit antara tujuan yang kontradiktif: di satu sisi perlu mengetatkan kebijakan moneter untuk menjaga harga tetap terkendali, sementara di sisi lain merasakan tekanan untuk menstabilkan institusi atau pasar yang gagal dengan suntikan dana tunai, menurut makalah penelitian.

Akibatnya, perantara keuangan nonbank "perlu diatur dan diawasi dari berbagai sudut", katanya, termasuk dengan persyaratan pengungkapan data dan tata kelola untuk mengelola risiko dan aturan untuk manajemen modal dan likuiditas.

Bank-bank sentral mungkin masih menghadapi krisis, tetapi intervensi mereka harus bersifat sementara, menargetkan area tertentu yang menimbulkan ancaman terbesar, menyediakan akses ke fasilitas pinjaman khusus atau bertindak sebagai lender of last resort dalam kondisi ketat dengan pengawasan ketat dari regulator, sebut makalah IMF.

Baca juga: Yellen desak IMF tekan kreditor untuk selesaikan restrukturisasi utang
Baca juga: IMF: China akan sumbang sepertiga dari pertumbuhan global pada 2023
Baca juga: IMF proyeksi ekonomi RI tetap kuat dan tumbuh 5 persen pada tahun 2023