Manado (ANTARA) - Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM, Oktory Prambada mengatakan, aktivitas Karangetang cenderung tenang tapi masih fase erupsi.

"Aktivitasnya fluktuatif, cenderung tenang tapi masih dalam fase erupsi," sebut Oktory melalui sambungan telepon genggam di Manado, Selasa.

Baca juga: Erupsi Gunung Karangetang menurun, warga masih bertahan di pengungsian

Pada kondisi ini, kata dia, potensi terjadinya erupsi masih berpeluang apalagi sejak erupsi pada 8 Februari 2023 lalu statusnya masih siaga pada level III.

"Fluktuatif menurun. Status masih siaga, ada kemungkinan aliran lava bisa keluar lagi, atau menjelang berhenti, kami belum tahu," ujarnya.

Baca juga: Gunung Karangetang masih berstatus siaga III setelah 5 pekan erupsi

Karena itu, ajak dia, warga yang ada di sekitar lereng Gunung Karangetang tetap berhati-hati dan terus mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG.

Pada periode pengamatan Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA, terekam dua kali gempa embusan dengan amplitudo 30 milimeter, durasi 25-30 detik.

Selanjutnya, dua kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 8-10 milimeter, S-P : 0 detik dengan durasi 10-11 detik, serta gempa tektonik jauh sebanyak dua kali dengan amplitudo 30 milimeter, S-P : 37-38 detik dengan durasi 82-121 detik.

Baca juga: Dua pekan lebih 77 warga Sitaro mengungsi setelah Karangetang erupsi

Sementara tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-1 milimeter (dominan 0.5 milimeter).

Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG yaitu masyarakat, pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama serta 3,5 kilometer pada sektor selatan dan tenggara.

Baca juga: PGA Karangetang: Luncuran lava pijar masih terlihat

Masyarakat di sekitar gunung diharapkan tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi, serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.

Sementara pada musim hujan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.

Baca juga: BNPB: 77 jiwa dievakuasi akibat erupsi Gunung Karangetang
Baca juga: 73 warga Dompase diizinkan pulang karena pemukiman aman dari lava