Kairo (ANTARA News) - Personel pasukan keamanan Mesir pada Rabu malam (5/12) turun ke jalanan di dekat Istana Presiden di Wilayah Heliopolis, Kairo, untuk melerai bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Mesir Mohamed Moursi, demikian laporan stasiun televisi pemerintah, TV Nile.

Bentrokan baru terjadi lagi di luar Istana Presiden Mesir pada Rabu pagi, saat beberapa pemrotes pro-Moursi memindahkan secara paksa tenda orang-orang anti-Moursi, setelah sebagian kekuatan Islam menyerukan demonstrasi guna mendukung Moursi di luar istana.

Bentrokan itu menyebabkan setidaknya 58 orang cedera. TV Nile juga melaporkan bahwa bentrokan tersebut menimbulkan korban tewas namun Kementerian Kesehatan Mesir membantahnya.

Menurut laporan Xinhua, penentang Moursi menyerukan pembentukan Majelis Konstituante --yang didominasi kubu Islam--, penghentian referendum mengenai undang-undang dasar yang dijadwalkan berlaku 15 Desember, dan penghapusan deklarasi undang-undang dasar yang dikeluarkan pada November.

Deklarasi undang-undang dasar itu mereka pandang sebagai tindakan Moursi untuk mendapatkan lebih banyak kekuasaan.

Pada 22 November, Moursi mengeluarkan deklarasi undang-undang dasar baru, yang menetapkan bahwa semua hukum, dekrit dan deklarasi undang-undang yang dikeluarkan oleh Presiden sejak ia memangku jabatan pada 30 Juni sudah final dan tak bisa diubah oleh siapa pun.

(C003)