Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan saat ini pihaknya sedang mengkaji pengelolaan Taman Ismail Marzuki (TIM) ke depan melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

"Saat ini tengah dikaji ulang bagaimana sebaiknya mengelola TIM ke depan, sesuai arahan pak Pj Gubernur berdiskusi dengan Pak Hilmar Farid Dirjen Kebudayaan memang pengelolaan TIM ini ibaratnya sebuah investasi kebudayaan tidak bisa dinilai dari sisi profit," kata Iwan usai mendampingi Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi bertemu Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI Hilmar Farid di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa.

Iwan juga menjelaskan, dasar pengelolaan TIM merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 63 Tahun 2019.

"Yakni sebanyak 5 dari 7,2 hektare dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (PT Jakpro) dan sisanya oleh PKJ TIM. Unit PKJ TIM-nya yang saat ini bertransformasi menjadi BLUD," ujar Iwan.

Pengkajian pengelolaan TIM tersebut dilakukan untuk mengkaji kembali mana yang lebih baik dari sisi tata kelola ke depannya.

"Jadi, terakhir kami dari Pemprov khususnya Dinas Kebudayaan (disbud) sedang mengkaji ulang termasuk dengan BP BUMD Pak Nasrudin Joko sedang ditugaskan untuk mengkaji kembali mana yang lebih baik dari sisi tata kelola ke depan," ucap Iwan.

"Sesuai prinsip-prinsip menjaga integritas, arahannya begitu, kemudian yang kedua efisiensi dan tidak memberatkan alokasi anggaran Pemprov secara terus menerus. Jadi itulah yang disampaikan," lanjut Iwan.

Iwan berharap ke depannya program-program yang direncanakan dapat berjalan sesuai rencana.

"Jadi, nanti ke depan tentu ya ini masih transisi ya, mudah-mudahan saja program-program yang tadi disampaikan itu terus berjalan, tidak ada kekhawatiran buat kita untuk bisa berjalan," ucap Iwan.

Sebelumnya, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI Hilmar mengatakan bahwa pembahasan mengenai Taman Ismail Marzuki (TIM) fokus pada pembahasan rencana kegiatan dan program selama setahun ke depan.

"Kita akan diskusi lebih dalam menyusun kalender selama setahun. Abis lebaran baru mau ketemu duduk bareng dengan semua pihak, kita masing-masing ngerjain PR, usulan-usulan gitu. Setelah lebaran kita bisa punya kalender lebih lengkap," kata Hilmar.

Baca juga: Hilmar Farid temui Pj Gubernur DKI bahas Pekan Kebudayaan di TIM