Lausanne (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Sepak Bola Eropa Michel Platini bersama Dewan Eksekutif UEFA segera mengambil keputusan atas konsep penyelenggaraan kompetisi Euro 2020 apakah tetap secara tradisional atau dengan multi kota.

Platini pertama kali menawarkan ide penyelenggaraan kompetisi secara multi kota itu pada akhir final Euro 2012 antara Juara Spanyol dengan Italia dan gagasan mantan playmaker Perancis itu semakin mendekati kenyataan dalam pertemuan di hotel Lausanne, pekan ini.

"Jika ada mayoritas, maka keputusan bisa dibuat dengan cepat," kata Platini, kapten Perancis saat meraih gelar juara pada 1984 dan saat itu ia membukukan catatan rekor dengan sembilan gol.

Platini mengindikasikan bahwa pada saat peringatan 60 tahun kompetisi nanti akan melibatkan "12 atau 13 kota di seluruh Eropa", sehingga pengorganisasian menjadi lebih mudah dan mengurangi masalah biaya serta infrastruktur, di tengah-tengah krisis keuangan yang melanda seluruh benua.

Jika Dewan memberikan persetujuan mereka, maka keputusan akhir akan dibuat pada awal 2013 dalam pertemuan komite eksekutif lanjutan.

Platini merasa bahwa sebagian besar dari 53 federasi UEFA akan mendukung gagasannya itu sekaligus membantu menghindari pembangunan stadion baru atau pun bandara.

"Saya sangat suka ide ini dan sebagian besar komite eksekutif juga menyatakan itu adalah ide yang sangat bagus," kata Platini sebelumnya.

"Mengapa satu atau dua negara tuan rumah harus diwajibkan membangun 10 stadion, bandara, dan lain sebagainya. Di sini nantinya hanya akan ada satu stadion per negara, per kota, di seluruh Eropa. Ini akan menjadi jauh lebih sederhana dan lebih murah."

Namun demikian, beberapa negara seperti Turki, Azerbaijan dan Georgia serta tawaran yang diajukan Irlandia, Skotlandia masih menginginkan menjadi tuan rumah kompetisi dengan model yang tradisional.

Sekjen FIFA Jerome Valcke yang tengah berada di Sao Paulo melihat persiapan terakhir Piala Konfederasi juga menyatakan penentangannya terhadap konsep dan menyatakan bahwa itu akan "menghancurkan semangat kompetisi."

"Jika saya bisa mengekspresikan diri sebagai Jerome Valcke saja, bukan Sekjen FIFA, saya akan mengatakan bahwa saya tidak mengerti," ujarnya.

"Gagasan ini bukan yang terbaik untuk turnamen. Ini adalah pilihan yang dipaksakan oleh situasi ekonomi."

(D011)