OJK: Pendapatan premi asuransi komersial tumbuh 9,88% di Februari 2023
3 April 2023 19:48 WIB
Tangkapan layar Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono dalam konferensi pers daring, Senin (3/4/2023). (ANTARA/Sanya Dinda)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menyebut, pendapatan premi asuransi komersial tumbuh 9,88 persen secara tahunan menjadi Rp54,11 triliun.
Pendapatan premi asuransi komersial pada Februari 2023 tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari yang sebesar 5,22 persen secara tahunan.
"Lonjakan didorong oleh premi asuransi umum dan reasuransi yang tumbuh yang meningkat 27,56 persen secara tahunan di Februari 2023 dan mencapai Rp23,79 triliun," kata Ogi dalam konferensi pers daring, Senin.
Baca juga: OJK sebut kredit perbankan tumbuh 10,64 persen di Februari 2023
Pengumpulan premi asuransi jiwa juga mengalami perbaikan dengan kontraksi yang menurun menjadi 0,90 persen secara tahunan atau senilai Rp30,33 triliun pada Februari 2023,dari sebelumnya terkontraksi 5,25 persen di Januari.
Secara agregat, Risk Based Capital (RBC) industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120 persen dengan RBC asuransi jiwa sevesar 478,21 persen dan asuransi umum serta reasuransi sebesar 320,81 persen.
Industri Keuangan Non Bank (IKNB) lain seperti perusahaan pembiayaan mencatat nilai outstanding piutang pembiayaan di Februari 2023 sebesar Rp428,42 triliun atau tumbuh 15,28 persen secara tahunan.
Kenaikan ini utamanya didorong oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 32,76 persen dan 19,93 persen secara tahunan.
Profil risiko perusahaan lembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) Februari 2023 tercatat turun menjadi sebesar 2,36 persen dari sebelumnya 2,40 persen di Januari.
Baca juga: Praktisi : Industri jasa keuangan perlu dukungan penegakan hukum
Sementara itu, tingkat pinjaman dibandingkan dengan modal atau gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat stabil 2,07 kali atau masih jauh di bawah batas maksimum 10 kali.
Sektor dana pensiun mencatatkan total aset senilai Rp347,89 triliun pada Februari 2023 atau tumbuh 4,6 persen secara tahunan.
Fintech peer to peer (P2P) lending pada Februari 2023 mencatatkan outstanding pembiayaan yang tumbuh sebesar 44,62 persen secara tahunan menjadi Rp50,09 triliun.
"Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat yang tampak dari tingkat wanprestasi (TWP90) tercatat menurun menjadi 2,69 persen dari sebelumnya 2,75 persen di Januari," katanya.
Pendapatan premi asuransi komersial pada Februari 2023 tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari yang sebesar 5,22 persen secara tahunan.
"Lonjakan didorong oleh premi asuransi umum dan reasuransi yang tumbuh yang meningkat 27,56 persen secara tahunan di Februari 2023 dan mencapai Rp23,79 triliun," kata Ogi dalam konferensi pers daring, Senin.
Baca juga: OJK sebut kredit perbankan tumbuh 10,64 persen di Februari 2023
Pengumpulan premi asuransi jiwa juga mengalami perbaikan dengan kontraksi yang menurun menjadi 0,90 persen secara tahunan atau senilai Rp30,33 triliun pada Februari 2023,dari sebelumnya terkontraksi 5,25 persen di Januari.
Secara agregat, Risk Based Capital (RBC) industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120 persen dengan RBC asuransi jiwa sevesar 478,21 persen dan asuransi umum serta reasuransi sebesar 320,81 persen.
Industri Keuangan Non Bank (IKNB) lain seperti perusahaan pembiayaan mencatat nilai outstanding piutang pembiayaan di Februari 2023 sebesar Rp428,42 triliun atau tumbuh 15,28 persen secara tahunan.
Kenaikan ini utamanya didorong oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 32,76 persen dan 19,93 persen secara tahunan.
Profil risiko perusahaan lembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) Februari 2023 tercatat turun menjadi sebesar 2,36 persen dari sebelumnya 2,40 persen di Januari.
Baca juga: Praktisi : Industri jasa keuangan perlu dukungan penegakan hukum
Sementara itu, tingkat pinjaman dibandingkan dengan modal atau gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat stabil 2,07 kali atau masih jauh di bawah batas maksimum 10 kali.
Sektor dana pensiun mencatatkan total aset senilai Rp347,89 triliun pada Februari 2023 atau tumbuh 4,6 persen secara tahunan.
Fintech peer to peer (P2P) lending pada Februari 2023 mencatatkan outstanding pembiayaan yang tumbuh sebesar 44,62 persen secara tahunan menjadi Rp50,09 triliun.
"Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat yang tampak dari tingkat wanprestasi (TWP90) tercatat menurun menjadi 2,69 persen dari sebelumnya 2,75 persen di Januari," katanya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: