Menurut Suparmi, di Banjarmasin, Senin, permintaan komoditas daging sapi pada Ramadhan dan jelang Idul Fitri ini makin tinggi, sehingga banyak sapi dari luar daerah didatangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat daerah ini.
Namun, agar jangan sampai lagi penularan PMK pada hewan ternak terjadi di provinsi ini, ujar dia, maka diintensifkan pengawasan arus lalu lintas dan produk ternak yang akan masuk ke Kalsel melalui lintas laut dan udara.
Menurutnya, Pemprov Kalsel bersama Komisi II DPRD Kalsel sudah melaksanakan konsultasi dan koordinasi perihal lalu lintas ternak terutama sapi antarpulau menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tahun 2023 ini ke Badan Karantina Pertanian.
"Ini juga sesuai instruksi Gubernur H Sahbirin Noor untuk melakukan langkah-langkah kewaspadaan dari PMK," katanya lagi.
Menurut Suparmi, arus lalu lintas ternak masuk ke Kalsel difasilitasi dengan dua unit kapal khusus ternak tol laut.
Menurutnya, data pemasukan ternak di Kalsel tahun ini sampai dengan 31 Maret 2023, yakni sebanyak 5.865 ekor sapi, 11.843 ekor kambing, dan 26 ekor kerbau.
"Ini semua untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan persiapan penyediaan kebutuhan Idul Fitri maupun persiapan hewan kurban pada Idul Adha nanti," ujarnya.
Dia menyebutkan, kebutuhan daging merah per tahun di provinsi Kalsel rata-rata sebanyak 7.135 ton.
"Saat ini baru terpenuhi sebanyak 6.058 ton, sehingga selain adanya upaya meningkatkan produksi daging sapi di Kalsel juga dipenuhi dari luar Kalsel untuk menjamin ketersediaan pasokan," katanya lagi.
Sebagaimana diketahui, masalah PMK pada hewan ternak sekitar Mei tahun 2022 telah melanda Provinsi Kalsel, bahkan ratusan sapi tertular penyakit yang mulanya ditemukan dari daerah Jawa Timur tersebut.
Baca juga: Kalsel pertahankan zona hijau PMK dengan perketat biosekuriti
Baca juga: Satgas PMK Kalsel akselerasi vaksinasi hewan ternak