Menhan Israel berkunjung ke Tepi Barat, kecam Iran
3 April 2023 07:48 WIB
Arsip - Polisi perbatasan Israel bersiaga memegang senjata mereka dalam bentrokan dengan para pengunjuk rasa Palestina di Desa Beit Dajan di timur Kota Nablus, Tepi Barat, Jumat (18/12/2020), menyusul aksi protes yang menentang perluasan permukiman Yahudi. (ANTARA FOTO/Xinhua/Nidal Eshtayeh/pras.)
Yerusalem (ANTARA) - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang sempat berupaya diberhentikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu, mengakhiri kunjungannya di daerah pendudukan Tepi Barat sembari mengingatkan perihal campur tangan Iran.
"Kita tidak akan membiarkan orang-orang Iran dan Hizbullah mencelakai kita. Tidak pernah kita biarkan hal itu pada masa lalu, tidak akan kita biarkan hal itu saat ini, ataupun pada masa mendatang," kata Gallant saat kunjungan ke sebuah brigade militer di Tepi Barat yang sedang diduduki Israel.
Pekan kemarin, Gallant dipecat dari jabatannya oleh Netanyahu karena sang menteri menentang jalannya reformasi peradilan di pemerintahan.
Gallant tidak pernah menerima surat pemecatan secara formal dari Netanyahu, serta pemecatan itu memicu kewaspadaan di mancanegara dan aksi unjuk rasa.
Koalisi nasionalis-religius pemerintahan Netanyahu telah menghentikan proses reformasi peradilan tersebut.
Gallant menerima arahan saat kunjungannya terkait insiden penembakan seorang pengendara motor dari Palestina. Menurut militer Israel, pihaknya menembak pengendara tersebut pada Sabtu (1/4) karena pengendara motor itu menabrakkan kendaraannya ke sekumpulan serdadu di Tepi Barat.
Konflik antara Israel dan Palestina semakin memuncak setelah banyak kekerasan yang terjadi di area Yerusalem dan Tepi Barat.
Ketegangan serupa juga meningkat dengan Suriah, Iran, dan Hizbullah, grup yang didukung oleh Iran.
"Semua barisan depan kita dalam kondisi tegang. Orang-orang Iran itu memperluas jangkauannya sampai (Tepi Barat) dan Gaza, dan sedang mencoba bercokol di Suriah dan Lebanon," tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tentara Israel tembak warga Palestina di pintu masuk Masjid Al-Aqsa
"Kita tidak akan membiarkan orang-orang Iran dan Hizbullah mencelakai kita. Tidak pernah kita biarkan hal itu pada masa lalu, tidak akan kita biarkan hal itu saat ini, ataupun pada masa mendatang," kata Gallant saat kunjungan ke sebuah brigade militer di Tepi Barat yang sedang diduduki Israel.
Pekan kemarin, Gallant dipecat dari jabatannya oleh Netanyahu karena sang menteri menentang jalannya reformasi peradilan di pemerintahan.
Gallant tidak pernah menerima surat pemecatan secara formal dari Netanyahu, serta pemecatan itu memicu kewaspadaan di mancanegara dan aksi unjuk rasa.
Koalisi nasionalis-religius pemerintahan Netanyahu telah menghentikan proses reformasi peradilan tersebut.
Gallant menerima arahan saat kunjungannya terkait insiden penembakan seorang pengendara motor dari Palestina. Menurut militer Israel, pihaknya menembak pengendara tersebut pada Sabtu (1/4) karena pengendara motor itu menabrakkan kendaraannya ke sekumpulan serdadu di Tepi Barat.
Konflik antara Israel dan Palestina semakin memuncak setelah banyak kekerasan yang terjadi di area Yerusalem dan Tepi Barat.
Ketegangan serupa juga meningkat dengan Suriah, Iran, dan Hizbullah, grup yang didukung oleh Iran.
"Semua barisan depan kita dalam kondisi tegang. Orang-orang Iran itu memperluas jangkauannya sampai (Tepi Barat) dan Gaza, dan sedang mencoba bercokol di Suriah dan Lebanon," tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tentara Israel tembak warga Palestina di pintu masuk Masjid Al-Aqsa
Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: