Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan ringan mengguyur sebagian besar kota besar di Indonesia pada Senin.

Dalam informasi dirilis Info BMKG di Jakarta, diawali prakiraan cuaca untuk untuk Kota Aceh cenderung berawan, kemudian potensi hujan ringan terdapat di kota Padang, Medan, Pekanbaru Tanjung Pinang dan juga Bengkulu.

Sementara itu, potensi hujan sedang terdapat di Kota Bandar Lampung. Perlu waspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai kilat petir di Kota Jambi dan juga Pangkal Pinang, serta potensi hujan lebat di Kota Palembang.

Beralih ke Pulau Jawa, untuk Kota Serang dan juga Jakarta diprakirakan kondisi cuaca berpotensi hujan ringan. Potensi hujan sedang di Kota Bandung dan juga Semarang. Waspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai kilat petir di kota Yogyakarta dan juga Surabaya.

Untuk kota Kupang diprakirakn kondisi cuaca berpotensi hujan ringan, kemudian potensi hujan yang dapat disertai kilat petir di Kota Denpasar dan Mataram.

Selain itu di Pulau Kalimantan, untuk Kota Palangkaraya dan Banjarmasin, diprakirakan berpotensi hujan ringan, kemudian potensi hujan sedang terdapat di Kota Pontianak dan Tanjung Selor. Perlu waspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai petir di Kota Samarinda.

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini potensi hujan petir di sejumlah wilayah
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini cuaca ekstrem 3-5 April


Di Pulau Sulawesi, untuk Kota Mamuju Palu dan juga Manado diprakirakan berpotensi hujan ringan, kemudian potensi hujan sedang terdapat di kota Makassar, Kendari dan juga Gorontalo

Terakhir di wilayah Indonesia bagian timur, untuk Kota Ambon, Manokwari, dan Jayapura, diperkirakan berpotensi hujan ringan, kemudian potensi hujan sedang terdapat di Kota Ternate.

Hal-hal yang memengaruhi, berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan beberapa faktor yang memengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia seperti gangguan fenomena Madden Jullian Oscilation (MJO) diprediksi terpantau aktif di wilayah Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan Jawa, sebagian besar Sumatera, Jawa , Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku bagian Selatan, yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.

Sirkulasi siklonik juga terpantau di perairan sebelah selatan Jawa, hingga Nusa Tenggara Barat, dan di sekitar perairan Kepulauan Aru dan Tanimbar yang membentuk daerah pertemuan dan juga perlambatan kecepatan angin atau daerah konvergensi, memanjang di Sulawesi bagian tengah Maluku, NTT, dan dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang di perairan barat Aceh, di Sumatera Utara, di Bengkulu, dari Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Selatan, dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Laut Sulawesi, di Papua Barat, dan di Papua, serta daerah pertemuan angin atau konfluensi di Selat Karimata dan juga di Selat Makassar.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah ataupun daerah konfluensi tersebut.