"Saya hanya bisa mengingatkan pemerintah Suriah bahwa penggunaan senjata kimia sangat tidak manusiawi," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, di Brussels, menjelang pertemuan NATO terkait permintaan Turki menempatkan sejumlah misil Patriot guna menangkal potensi ancaman dari Suriah.
"Siapapun yang mengetahui hal itu harus paham bahwa dunia akan mengadili mereka, kami meminta langkah nyata untuk segera mengakhiri kekerasan di Suriah dan penyerahan kekuasaan kepada institusi yang mempersiapkan transisi pemerintahan," kata Westerwelle.
Para menteri luar negeri NATO diperkirakan akan menyetujui permohonan Turki tentang penempatan baterai-baterai Patriot itu. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sebelumnya mengeluarkan peringatan keras kepada Damaskus tentang pemakaian senjata kimia ini.
Berlainan dengan amunisi konvensional, biologis, apalagi nuklir, senjata kimia sangat mudah, murah, dan cepat dibuat dan digelar. Dunia menyaksikan masa-masa awal pemakaian senjata kimia pada Perang Dunia I, yang menciptakan kengerian serta kesengsaraan di luar batas perikemanusiaan.
Sebelumnya dilaporkan Kantor Berita Xinhua pada Senin, pejabat Suriah menegaskan negaranya tidak akan menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya dalam kondisi apa pun.
Pada 1 Oktober, Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Muallem, menuduh Washington mengangkat kekhawatiran mengenai simpanan senjata kimia Suriah sebagai propaganda guna mendukung kasusnya untuk menggulingkan pemerintah Bashar.
"Senjata kimia di Suriah ini, jika memang ada --dan saya menekankan 'jika'-- bagaimana mungkin kami akan menggunakannya terhadap rakyat kami sendiri? Itu lelucon," kata pejabat itu dalam wawancara dengan stasiun televisi.
(P012/H-RN)