Kuala Lumpur (ANTARA) - Padatnya lalu lintas pada jam pulang kantor di pusat Kota Kuala Lumpur menjelang akhir pekan pada pertengahan Maret lalu, tidak menyurutkan niat para calon wisatawan di Malaysia mendatangi Pusat Pameran dan Perdagangan Internasional Malaysia (MITEC).

Pameran tahunan terbesar Asosiasi Agen Tur dan Perjalanan Malaysia (MATTA) yang berlangsung selama 3 hari kembali semarak setelah 2 tahun jeda karena pandemi COVID-19.

Ribuan orang hadir pada hari pembukaan pameran. Tempat-tempat parkir terisi penuh, bahu jalan menuju lokasi MITEC pun sesak oleh kendaraan pengunjung.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengambil kesempatan itu untuk mengajak pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan industri kreatif Indonesia, termasuk sejumlah pemerintah daerah, untuk mengikuti kegiatan itu.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sempat merasakan kemacetan jalanan di pusat Kuala Lumpur sore itu, untuk dapat membuka Paviliun Indonesia pada hari pertama MATTA Fair 2023.

Ada misi khusus yang memang ia bawa sore itu, selain mendorong pelaku usaha sektor pariwisata Tanah Air lebih bersemangat menarik sebanyak mungkin wisatawan dari Malaysia untuk mencapai target 7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara di 2023. Sandiaga diminta Presiden Joko Widodo untuk semakin gencar memperkenalkan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata super-prioritas Indonesia.

Saatnya kembali dengan antusiasme yang baru, dengan semangat juang dan kemenangan yang dimiliki untuk pulih dari pandemi COVID-19 dan fokus pada kualitas yang berkelanjutan, ujar dia.

Untuk itu, bersama Tim Visit Wonderful Indonesia Explore Our New Destination, Kemenparekraf menampilkan Labuan Bajo yang terdepan dari lima destinasi wisata super-prioritas selama pameran tersebut. Semua berharap itu mampu membawa kebangkitan pariwisata Indonesia dan pulihnya kunjungan wisatawan mancanegara sehingga dapat mencapai 7,4 juta orang.

“Siap semuaaa?” ujar Sandi, yang dijawab dengan teriakan “siap” oleh yang hadir di Paviliun Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (kiri) di MATTA Fair 2023, Kuala Lumpur, Jumat (17/3/2023). ANTARA/Virna P Setyorini



Tuan rumah KTT ASEAN

Labuan Bajo yang berada di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (KTT ASEAN) pada 9-11 Mei 2023.

Adapun pertemuan kedua pada September 2023 akan berlangsung di Jakarta dengan negara mitra wicara, misalnya, ASEAN+3 yang terdiri atas China, Jepang, dan Korea Selatan, serta ASEAN plus Closer Economic Relations (CER) bersama Australia dan Selandia Baru.

Dengan mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, hingga September nanti Indonesia memegang posisi Keketuaan ASEAN.

Karena itu, menyongsong pertemuan pertama tersebut, penting memperkenalkan Labuan Bajo ke mancanegara, terlebih ke negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Sandi, memang ada target untuk mendatangkan setidaknya satu juta wisatawan domestik dan mancanegara untuk melancong ke Labuan Bajo tahun ini. Dengan adanya pelaksanaan KTT ASEAN di sana dalam waktu dekat, maka harapannya dapat semakin menarik wisatawan untuk datang ke sana.


Daya tarik Labuan Bajo

Beberapa daya tarik Labuan Bajo, Sandiaga coba perkenalkan pula di pameran tersebut dengan menyebutkan keberadaan spesies biawak besar komodo yang memiliki nama Latin Varanus komodoensis, satwa purba endemik yang tidak dapat ditemukan secara alami di lokasi mana pun di Bumi, kecuali di Flores.

Bagi pecinta kehidupan satwa liar dan petualangan di alam terbuka, mengeksplorasi bukit-bukit savana dan pantai-pantai berpasir putih di kawasan Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo tentu menjadi penawaran yang menarik untuk dicoba.

Pulau Padar dan Pink Beach, pantai berpasir
​​​​warna merah muda, menjadi magnet tersendiri melengkapi pengalaman melihat secara langsung komodo di habitat aslinya.

Namun jelas, Labuan Bajo tidak hanya punya komodo. Karena itu Sandiaga tidak lupa memperkenalkan Gua Rangko yang juga dikenal memiliki kolam alami dengan air jernih berwarna biru.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini (kedua kanan) ikut menari dalam sesi dagang-table top mengenalkan destinasi wisata baru di Kuala Lumpur, Senin (20/3/2023). ANTARA/Virna P Setyorini



Keunikan lain yang ada di sekitar Labuan Bajo, tepatnya di Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, adalah sawah berbentuk menyerupai jaring laba-laba. Dalam bahasa lokal disebut lodok, dan hanya dapat dijumpai di Pulau Flores.

Selain di Manggarai Barat, lodok juga dapat dijumpai di Manggari dan Manggarai Timur.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini mengatakan upaya meningkatkan konektivitas ke Labuan Bajo, dengan mengupayakan lebih banyak lagi rute penerbangan ke sana dan ke berbagai destinasi wisata lainnya, mengingat luasnya Indonesia sebagai negara kepulauan.

Upaya mendatangkan lebih banyak wisatawan tidak hanya meningkat kerja sama dengan agen tur dan perjalanan, tetapi juga dengan maskapai di Indonesia maupun di Malaysia. Penerbangan-penerbangan langsung dari Malaysia akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi satu destinasi wisata di Tanah Air.

Agenda-agenda wisata seperti festival hingga kegiatan musik dan kuliner hingga olahraga juga dapat menjadi nilai tambah bagi satu destinasi wisata di Tanah Air untuk dapat menarik perhatian wisatawan dari Negeri Jiran ini, kata Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono.

Malaysia berada di urutan pertama dalam daftar 10 teratas inbound market wisata Indonesia di 2022, dengan jumlah 1.037.450 kedatangan, disusul Singapura sebanyak 666.450, Australia sebanyak 654.464, India sebanyak 171,322, dan Amerika Serikat sebanyak 171.322.

Sementara China ada pada urutan ke-7 dengan jumlah 144.155 kedatangan. Posisinya ada di bawah Inggris yang mencapai 165.574 kedatangan.

Kemenparekraf mengantisipasi perubahan minat wisatawan pascapandemi COVID-19, yang mana pariwisata berkualitas menjadi pilihan dengan tingkat mobilitas lebih rendah, higienis, minim sentuhan, serta tingkat kerumunan yang lebih rendah.

Namun apa pun itu, untuk dapat menggaet wisatawan dari Malaysia, sudah pasti Labuan Bajo harus bersaing dari berbagai aspek dengan destinasi wisata favorit yang sudah ada seperti Bandung, Bali, Yogyakarta, Medan, dan Jakarta.