Pelaku industri dorong pendekatan "nonstop" dalam digitalisasi perbankan di Afrika
1 April 2023 18:52 WIB
Leo Chen, Presiden Wilayah Sub-Sahara Huawei, mengungkapkan inisiatif 'Non Stop Banking' pada Huawei Intelligent Finance Summit for Africa 2023. Inisiatif tersebut memanggil kerja sama erat antara industri TIK dan perbankan serta memfasilitasi masa depan digital dengan layanan 'non-stop', pengembangan 'non-stop', dan inovasi 'non-stop'.
Cape Town, Afrika Selatan, (ANTARA/PRNewswire)- Jika ingin menjaga daya saingnya di tengah kemunculan neo-bank dan tekfin, pelaku perbankan harus mengubah cara menjalankan bisnis secara drastis dan beralih menggunakan teknologi digital. Dan, jika ingin mencapai target tersebut, mereka harus bekerja sama dengan mitra teknologi agar mereka memiliki infrastruktur yang tepat. Hal ini disampaikan pembicara di sesi diskusi dengan media yang digelar di Huawei Intelligent Finance Summit for Africa 2023 baru-baru ini di Cape Town, Afrika Selatan.
Menurut Jason Cao, CEO, Huawei Global Digital Finance, pelaku perbankan di Afrika dapat memanfaatkan laju penetrasi teknologi seluler dan kebutuhan keuangan yang pesat di wilayahnya. "Teknologi seluler menjadi unsur utama dari segala hal," ujarnya. Dia juga memaparkan kemiripan antara metode pembayaran seluler di Tiongkok dan Afrika. Futurolog dan penulis buku Brett King sepakat, fokus pada teknologi seluler akan berperan penting, tak hanya di Afrika, namun juga di seluruh dunia.
Sosok yang secara langsung mengalami pentingnya pendekatan yang mengutamakan teknologi digital dalam meningkatkan pengalaman pelanggan adalah Eric Muriuki Njagi, Group Director, Digital Business, NCBA Group, salah satu perusahaan jasa keuangan terbesar di Afrika.
Menurutnya, bagi pelaku perbankan, pilihan untuk memimpin dengan teknologi melibatkan penggunaan "uang dengan aspek kepercayaan". Seperti dipaparkan Njagi, "Kami kini memproses pembayaran secara instan dalam hitungan detik". Dia juga menambahkan, hal serupa juga berlaku untuk kredit. "Kami kini memproses dan menyelesaikan sekitar enam juta pinjaman per hari, setiap pinjaman dituntaskan dalam waktu dua detik secara rata-rata."
Namun, Director, NCBA, mengatakan, kecepatan tersebut tidak akan ada artinya tanpa aspek kepercayaan. Di dunia masa kini, hanya 5% uang fiat yang melibatkan tunai keras (hard cash), dan sisanya hanyalah algoritma. Maka, kecepatan sangat berperan besar.
"Bagaimana kita memercayai algoritma?", tanyanya.
Jawabannya terletak pada konsep yang disebut Huawei sebagai "non-stop banking".
Leo Chen, President, Huawei Sub-Saharan Africa Region, melansir inisiatif "Non Stop Banking" di Huawei Intelligent Finance Summit for Africa 2023. Inisiatif ini melibatkan kolaborasi erat antara industri TIK dan perbankan, serta memfasilitasi masa depan era digital dalam bentuk layanan "nonstop", pengembangan "nonstop", serta inovas "nonstop".
Titik awalnya adalah stabilitas. Seperti yang dipaparkan Zhentao Chen, CTO, Digital Finance, Huawei Sub-Saharan Africa, hal tersebut tidak boleh diabaikan pelaku perbankan di Afrika. Dalam konteks ini, upaya memindahkan sistem back-end pada komputasi awan (cloud) sangatlah penting. "Komputasi awan dapat membantu pelaku perbankan mewujudkan zero-downtime pada layanan keuangan," jelas Cao.
Tujuan akhirnya, jika ingin bersaing dengan tekfin, pelaku perbankan konvensional tak dapat sekadar menambahkan teknologi tersebut. Sebaliknya, mereka harus mengintegrasikannya dalam sebuah pendekatan baru yang sepenuhnya bersifat digital (digital-first).
Senada dengan hal tersebut, Cao menutup paparannya dengan mengatakan, Huawei "berkomitmen bekerja sama dengan pelanggan di Afrika untuk berfokus menjawab tantangan, dan mempercepat transformasi digital."
Menurut Jason Cao, CEO, Huawei Global Digital Finance, pelaku perbankan di Afrika dapat memanfaatkan laju penetrasi teknologi seluler dan kebutuhan keuangan yang pesat di wilayahnya. "Teknologi seluler menjadi unsur utama dari segala hal," ujarnya. Dia juga memaparkan kemiripan antara metode pembayaran seluler di Tiongkok dan Afrika. Futurolog dan penulis buku Brett King sepakat, fokus pada teknologi seluler akan berperan penting, tak hanya di Afrika, namun juga di seluruh dunia.
Sosok yang secara langsung mengalami pentingnya pendekatan yang mengutamakan teknologi digital dalam meningkatkan pengalaman pelanggan adalah Eric Muriuki Njagi, Group Director, Digital Business, NCBA Group, salah satu perusahaan jasa keuangan terbesar di Afrika.
Menurutnya, bagi pelaku perbankan, pilihan untuk memimpin dengan teknologi melibatkan penggunaan "uang dengan aspek kepercayaan". Seperti dipaparkan Njagi, "Kami kini memproses pembayaran secara instan dalam hitungan detik". Dia juga menambahkan, hal serupa juga berlaku untuk kredit. "Kami kini memproses dan menyelesaikan sekitar enam juta pinjaman per hari, setiap pinjaman dituntaskan dalam waktu dua detik secara rata-rata."
Namun, Director, NCBA, mengatakan, kecepatan tersebut tidak akan ada artinya tanpa aspek kepercayaan. Di dunia masa kini, hanya 5% uang fiat yang melibatkan tunai keras (hard cash), dan sisanya hanyalah algoritma. Maka, kecepatan sangat berperan besar.
"Bagaimana kita memercayai algoritma?", tanyanya.
Jawabannya terletak pada konsep yang disebut Huawei sebagai "non-stop banking".
Leo Chen, President, Huawei Sub-Saharan Africa Region, melansir inisiatif "Non Stop Banking" di Huawei Intelligent Finance Summit for Africa 2023. Inisiatif ini melibatkan kolaborasi erat antara industri TIK dan perbankan, serta memfasilitasi masa depan era digital dalam bentuk layanan "nonstop", pengembangan "nonstop", serta inovas "nonstop".
Titik awalnya adalah stabilitas. Seperti yang dipaparkan Zhentao Chen, CTO, Digital Finance, Huawei Sub-Saharan Africa, hal tersebut tidak boleh diabaikan pelaku perbankan di Afrika. Dalam konteks ini, upaya memindahkan sistem back-end pada komputasi awan (cloud) sangatlah penting. "Komputasi awan dapat membantu pelaku perbankan mewujudkan zero-downtime pada layanan keuangan," jelas Cao.
Tujuan akhirnya, jika ingin bersaing dengan tekfin, pelaku perbankan konvensional tak dapat sekadar menambahkan teknologi tersebut. Sebaliknya, mereka harus mengintegrasikannya dalam sebuah pendekatan baru yang sepenuhnya bersifat digital (digital-first).
Senada dengan hal tersebut, Cao menutup paparannya dengan mengatakan, Huawei "berkomitmen bekerja sama dengan pelanggan di Afrika untuk berfokus menjawab tantangan, dan mempercepat transformasi digital."
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023
Tags: