Jakarta (ANTARA News) - Kendaraan robotik Curiosity milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mulai menganalisis tanah Mars dan menemukan zat kimia kompleks di tanah Planet Merah, termasuk diantaranya air, senyawa organik, sulfur, substansi mengandung klorin.

Hasil analisis sampel tanah berupa debu dan pasir dari Rocknest menunjukkan keberadaan senyawa organik, bahan kimia mengandung karbon yang bisa jadi merupakan materi pembangun kehidupan.

"Kami belum menemukan bukti definitif tentang senyawa organik Mars pada titik ini, tapi kami akan terus melakukan pencarian di lingkungan Kawah Gale yang berbeda," kata Peneliti Prinsipal Sample Analysis at Mars (SAM), Paul Mahaffy, dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland.

Laman NASA menyebut instrumen Curiosity mengonfirmasi bahwa Rocknest punya komposisi kimia dan penampakan tekstur yang serupa dengan sampel yang diambil dari lokasi yang dikunjungi kendaraan NASA yang lain, Pathfinder, Spirit dan Opportunity.

Tim Curiosity memilih Rocknest sebagai lokasi pengambilan sampel pertama karena memiliki permukaan yang sesuai dengan alat pengambulan sampel Curiosity.

Hasil pengujian instrumen Chemistry and Mineralogy (CheMin) terhadap sampel Rocknest menemukan komposisi sampel tanah Mars sekitar separuhnya terdiri atas mineral vulkanik umum dan separuh lagi materi non-kristalin seperti gelas.

SAM juga menambah informasi tentang bahan-bahan dengan konsentrasi rendah dari sampel tanah Mars dan rasio isotopnya. Isotop adalah bentuk lain dari elemen yang bisa memberi petunjuk tentang perubahan lingkungan yang terjadi.

Keberadaan air juga dideteksi SAM, namun tidak sampai membuat basah. Molekul air yang terikat pada butiran pasir atau debu tidak biasa, tapi kuantitasnya lebih besar dari yang diperkirakan.

SAM sementara ini juga mengidentifikasi oksigen dan senyawa klorin perchlorate, bahan kimia reaktif yang sebelumnya ditemukan di tanah kutub Mars oleh Phoenix Lander NASA.

Reaksi dengan bahan kimia lain di dalam SAM membentuk senyawa methana klorin dengan satu karbon organik terdeteksi.

Senyawa klorin tersebut memang berasal dari Mars, tapi karbon kemungkinan berasal dari Bumi, terbawa Curiosity dan dideteksi SAM yang dirancang dengan sensitivitas tinggi.

"Penemuan karbon di suatu tempat tidak berarti ada hubungannya dengan kehidupan," kata ilmuwan dari California Institute of Technology, John Grotzinger, kepada wartawan di konferensi American Geophysical Union di San Fransisco.

"Jika Anda mempunyai karbon organik namun tidak ada air, Anda tidak punya lingkungan yang bisa dihuni," katanya seperti dikutip Reuters.

(ANT)