Dia mengaku bersama keluarga rutin, setelah sepekan puasa Ramadhan, ke makam tersebut, sedangkan kali ini menginap di kompleks Masjid Agung Banten Lama selama Jumat (31/3) dan Sabtu (1/4).
Selain itu, membaca taduras Al Quran, zikir, dan mengikuti pengajian.
"Kami merasa senang dan bahagia setelah ziarah ke makam penyebar agama Islam di tanah Banten itu," kata Hamid.
Ia mengatakan Ramadhan sebagai bulan penuh ampunan dan berkah sehingga wajib dimanfaatkan untuk kebaikan, antara lain berziarah ke makam wali Allah sebagai pejuang dan penyebar Islam di Pulau Jawa.
"Kita setelah ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin maka dilanjutkan ke Makam Syech Caringan dan Syech Mansur di Banten," kata dia.
Baca juga: Ratusan warga ziarah ke makam Gus Dur saat Ramadhan
"Karena itu, kami setiap sepekan puasa Ramadhan berziarah ke Makam Sultan Hasanudin Banten," katanya.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Banten K.H. Tubagus Habib Arief mengatakan para peziarah yang datang ke tempat itu setiap hari pada bulan Ramadhan mencapai ratusan orang, berasal dari berbagai daerah di Banten, Jakarta, dan Lampung.
Para peziarah Makam Sultan Hasanuddin juga ada yang menginap untuk menjalani Shalat Tarawih dan zikir sambil memanjatkan doa-doa di sekitar Masjid Banten.
Bahkan, katanya, pengalaman-pengalaman tahun lalu, pada hari ketujuh hingga 20 Ramadhan, banyak wisatawan dari negara tetangga, seperti Singapura, Brunai, dan Malaysia datang ke makam tersebut.
"Kami berharap peziarah tetap harus mematuhi petugas di antaranya menjaga keamanan juga selalu pakai masker, meski COVID-19 sudah tidak ada lagi," kata Habib Arief yang juga generasi ke-14, keturunan Sultan Hasanuddin.
Baca juga: Untuk wisata religi, makam ulama besar Kyai Sholeh Darat direnovasi
Baca juga: Wapres ziarah ke kompleks makam Islam tua Mahligai di Barus Sumut