"Disarankan untuk menggunakan air permukaan atau mencari alternatif lain," kata Tantan dalam konferensi pers terkait informasi kebencanaan gunung api dan gerakan tanah yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan aspek geologi, kawasan inti IKN Nusantara termasuk ke dalam kesesuaian lahan sedang hingga rendah. Jadi, kata dia, pembangunan perkotaannya memerlukan biaya yang sedang hingga tinggi karena kebutuhan air agak sulit terpenuhi.
Sedangkan kondisi morfologi landai hingga terjal, katanya, dan kondisi terdapat batu lempung yang bersifat kembang susut. Hal itu memerlukan penanganan secara khusus.
"Pembangunan infrastruktur dan fasilitas harus memperhatikan kategori risiko sesuai dengan SNI 1726:2012," kata Tantan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah menyiapkan ketersediaan kebutuhan air baku IKN Nusantara hingga tahun 2100.
Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang kini dikerjakan memiliki kapasitas 2.500 liter per detik. Bendungan itu bisa menyediakan air baku untuk IKN Nusantara sebanyak 2.000 liter per detik dan Kota Balikpapan 500 liter per detik.
Selain bendungan, Kementerian PUPR juga sedang membangun pengambil air atau intake Sungai Sepaku dengan kapasitas 3.000 liter per detik untuk ketersediaan air baku di IKN Nusantara.