Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah bergerak naik sembilan poin terhadap dolar AS pada Senin pagi menyusul pernyataan Jerman atas kesepakatan dana talangan Yunani.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat nilainya menjadi Rp9.604 dibanding posisi sebelumnya di posisi Rp9.613 per dolar AS.
"Persetujuan parlemen Jerman atas kesepakatan dana talangan terbaru Yunani mendorong penguatan nilai tukar rupiah," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta.
Ia menambahkan, penguatan mata uang berisiko termasuk rupiah dibayangi oleh penurunan penjualan ritel Jerman, merosotnya belanja konsumen Perancis dan kenaikan tingkat pengangguran di negara-negara kawasan Euro.
"Nilai tukar euro yang juga menguat menjadi salah satu faktor rupiah naik terhadap dolar AS," kata dia.
Pengamat pasar Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, indeks manufaktur China yang mencatat kenaikan dalam tujuh bulan terakhir menunjukan adanya perbaikan, kondisi itu menandai optimisme perekonomian terbesar kedua dunia mulai membaik.
"Meski ekonomi China menunjukan tanda perbaikan tetapi pembicaraan mengenai fiscal cliff di AS mulai buntu," kata dia.
Dari dalam negeri, lanjut dia, angka inflasi untuk bulan November 2012 tampaknya akan sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan November tahun sebelumnya.
"Angka inflasi disepanjang tahun 2012 diperkirakan masih relatif aman hingga akhir tahun 2012 ini sehngga dapat menjaga fluktuasi rupiah," kata dia.
(KR-ZMF/A023)
Rupiah naik sembilan poin Senin pagi
3 Desember 2012 10:17 WIB
Petugas teller menumpuk mata uang rupiah, di Bank Permata, Jakarta, Senin (21/2). (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: