Jakarta (ANTARA) - Pengamat koperasi sekaligus Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategi (Akses) Suroto menilai, keputusan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan Piala Dunia Sepak Bola U-20 berpotensi berdampak terhadap ekonomi masyarakat secara langsung dan tidak langsung.
“Dalam konteks argumentasi kerugian ekonomi tentu menjadi pertimbangan terakhir. Memang berdampak terhadap ekonomi masyarakat yang secara langsung atau tidak akan mendapatkan keuntungan dari perhelatan yang akan digelar,” ujar Suroto saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Dalam konteks ekonomi, lanjut dia, justru yang terpenting sebetulnya bukan terletak pada perhelatan yang akan digelar, namun bagaimana dampak strategis ekonomi setelah pembatalan.

Baca juga: Pengamat sebut pembatalan tuan rumah U-20 momentum berbenah
“Hubungan dagang atau hubungan ekonomi tentu tak akan begitu saja diputuskan. Justru sebaliknya, hal yang terjadi hubungan-hubungan ekonomi akan muncul sebagai alat diplomasi selanjutnya untuk memodernisasi ketegangan,” paparnya.

Menurutnya, ke depan perlu penyiapan strategi agar diplomasi ekonomi Indonesia digunakan sebagai upaya meningkatkan jalinan hubungan politik agar lebih baik.

Ia pun mencontohkan hubungan China dan Amerika Serikat yang erat dalam urusan dagang namun bermusuhan secara politik.

Diketahui, FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah Presiden FIFA Gianni Infantino melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar.

FIFA mengatakan mereka akan secepatnya menunjuk tuan rumah baru, sedangkan tanggal penyelenggaraan kompetisi itu tidak berubah.

Selain itu, diumumkan pula bahwa potensi sanksi terhadap Indonesia juga akan diumumkan pada tahap berikutnya.
Melalui pernyataannya, FIFA ingin menggarisbawahi meski terdapat keputusan tersebut, pihaknya tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI, melalui kerja sama erat dan dengan dukungan Presiden (Joko) Widodo, pada proses transformasi sepak bola Indonesia menyusul tragedi yang terjadi pada Oktober 2022.

Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa anggota-anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam bulan-bulan mendatang, dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir.

Baca juga: Presiden imbau jangan saling menyalahkan soal Piala Dunia U-20