Bandung (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menuturkan kemampuan bangsa Jepang dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi bagi kemajuan bangsanya patut menjadi contoh.
"Sebagaimana kami ketahui, Jepang diakui sebagai salah satu negara yang memiliki keunggulan di bidang pengembangan dan inovasi teknologi," katanya saat menjadi pembicara kunci pada penutupan Indonesia-Japan Innovation Convention (IJIC) 2012 di Gedung Sabuga Bandung, Minggu.
Wapres memandang konvensi ini sebagai kegiatan yang strategis karena para pakar dan praktisi yang kompeten berkumpul mencurahkan pikirannya untuk merumuskan bagaimana meningkatkan kolaborasi antara Indonesia dan Jepang dalam bidang inovasi teknologi demi kemaslahatan kedua bangsa.
"Saya senang sekali bahwa dalam forum ini banyak pihak dari Indonesia yang terlibat, seperti para pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan dari berbagai perguruan tinggi, serta para praktisi dunia usaha," kata dia.
Ia juga ingin menyampaikan penghargaan kepada para pakar di bidang teknologi dari berbagai lembaga, termasuk dari kalangan dunia usaha dan industri dari Jepang yang berpartisipasi dalam IJIC ini.
"Konsensus yang ada sekarang adalah bahwa inovasi teknologi adalah determinan utama kemajuan suatu bangsa. Jalur utama masuknya teknologi baru dalam kehidupan sehari-hari adalah melalui investasi," katanya.
Sebagian besar inovasi teknologi, kata Wapres, terjadi melalui adaptasi teknologi oleh dunia usaha yang kemudian menghasilkan produk untuk dijual di pasar dan riset dalam bidang teknologi canggih dan mutakhir merupakan hal yang penting.
"Namun bagi negara-negara seperti Indonesia, barangkali manfaat yang tercepat kami peroleh dengan mengadaptasi teknologi yang ada untuk memenuhi kebutuhan kita," ujarnya.
Ia mengatakan, Bank Dunia dalam laporannya tahun 2010, mengatakan bahwa transformasi dari teknologi menjadi inovasi pada dasarnya merupakan tugas swasta dan para wirausahawan.
"Jadi wirausahawan merupakan elemen penting yang bisa membawa peluang yang dibuka oleh teknologi menjadi manfaat nyata bagi masyarakat," kata dia.
Ia menuturkan, pada suatu kesempatan lain dirinya pernah menyebutkan bahwa Indonesia memiliki jumlah wirausahawan yang relatif kecil dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Menurut survei kewirausahaan tahun 2008 oleh Bank Dunia, lanjut Wapres, wirausahawan di Indonesia hanya berjumlah sekitar 1,56 persen dari total jumlah penduduknya, dibandingkan dengan Malaysia yaitu 4 persen, Thailand 4,1 persen dan 7,2 persen di Singapura.
"Indonesia jelas membutuhkan lebih banyak lagi wirausahawan yang mampu berinovasi. Oleh karena itu, saya sangat mendukung agar kolaborasi antara Jepang dan Indonesia dalam pengembangan kewirausahaan terus ditingkatkan," kata dia.
Ia menuturkan, ada satu faktor penunjang penting dalam proses inovasi, yaitu adanya lembaga pendidikan dan penelitian yang handal dan Indonesia memiliki sejumlah lembaga pendidikan dan penelitian yang berpotensi besar menghasilkan teknologi untuk inovasi.
"Potensi ini harus kita dorong agar menjadi manfaat nyata. Masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk makin mengefektifkan kinerja lembaga-lembaga yang ada," katanya.
(KR-ASJ/E011)
Wapres: kemampuan Jepang berteknologi patut dicontoh
2 Desember 2012 18:47 WIB
Wapres Boediono (ANTARA)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012
Tags: