Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power, selaku Subholding BUMN PT PLN (Persero), memborong empat kategori penghargaan dengan level Gold 5 Stars pada ajang Digital Technology & Innovation Awards (Digitech Award) 2023.

Keempat penghargaan tersebut adalah The Best CEO For Corporate Digital Transformation of The Year, yang diraih Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra; The Best IT Leadership; The Best Transformation & Digital Innovation; dan The Best ICT Business Strategy in Energy Industries.

"Di PLN Indonesia Power, ada REOC (reliability efficiency optimization center) yang merupakan digitalisasi pembangkit, namun lebih dari itu REOC merupakan simbol perubahan paradigma proses bisnis yang tadinya manual menjadi digital. Inilah suatu pertanda perubahan yang sangat besar dari PLN Indonesia Power," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Di sisi lain, anak usaha PLN Indonesia Power, PT Cogindo Dayabersama juga meraih tiga penghargaan dengan level Gold 5 Stars pada ajang serupa yakni The Best IT Human Capital Development, The Best Transformation & Digital Innovation, serta The Best CEO For Corporate Digital Transformation of The Year untuk Direktur Utama Cogindo Ade Hendratno.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan transformasi PLN, yang menjelma menjadi perusahaan energi berbasis teknologi, inovasi, dan berorientasi pada masa depan, telah berdampak di PLN Indonesia Power, selaku subholding generation company (Genco), dengan kapasitas terpasangnya bertambah dua kali lipat menjadi 21.077 MW dari awalnya 10.206 MW.

"Digitalisasi dan budaya inovasi yang excellent diperlukan seiring dengan bertambahnya kapasitas terpasang, kompleksitas jenis pembangkit, dan tantangan proses bisnis yang kompleks dan beragam," ujarnya.

Lebih lanjut, Edwin menyebutkan bahwa digitalisasi yang dilakukan tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, namun juga nilai untuk korporasi dalam menjalankan proses bisnisnya.

"Implementasi digitalisasi tidak serta merta kami lakukan untuk sekadar mengikuti perkembangan zaman. Namun, digitalisasi memberikan value bagi kami dalam menjalankan proses bisnis khususnya dalam bidang ketenagalistrikan," ucapnya.

Hal tersebut, menurut dia, untuk memastikan operational and maintanance yang excellence dan sesuai visi menjadi perusahaan yang tumbuh secara berkelanjutan.

"Bisa dibayangkan dengan jumlah dan jenis pembangkit yang tersebar akan mempermudah kami dalam menganalisa dan memantau operasional real time pembangkit, sehingga kami bisa mengambil keputusan jika terjadi gangguan yang pada akhirnya berdampak pada kepuasan pelanggan. REOC juga telah diimplementasikan dengan baik di lingkungan PLN Group dan swasta," katanya.

Edwin pun menambahkan digitalisasi dan budaya inovasi telah menjadi salah satu fondasi yang penting dalam transformasi PLN Indonesia Power.

Terbukti, dengan implementasi tersebut mampu memberikan net profit perusahaan pada 2022 sebesar Rp6 triliun (unaudited).

"Digitalisasi dan budaya inovasi akan terus dikembangkan sebagai bagian dari transformasi perusahaan guna memacu gerak, cara berpikir, hingga pengambilan keputusan yang lebih cepat, tepat, dan strategis berdasarkan data real time dan valid," ujarnya.

Baca juga: PLN Indonesia Power melakukan terobosan permasalahan DAS Serayu
Baca juga: MHI dan Indonesia Power kaji co-firing di pembangkit listrik Indonesia
Baca juga: PLN ingin jadikan isi daya kendaraan listrik gaya hidup baru