Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury memperkirakan permintaan blue dan green ammonia terus meningkat secara signifikan.

"Kami meyakini permintaan blue dan green ammonia akan terus meningkat secara signifikan. Sejumlah lembaga think tank, termasuk International Renewable Energy Agency (IRENA) memperkirakan 12 persen sumber energi baru dunia pada 2050 akan menggunakan hidrogen," ujar Pahala dalam Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum 2023 di Jakarta, Kamis.

Pahala mengatakan salah satu kuncinya adalah Pupuk Indonesia berkolaborasi dengan berbagai macam ekosistem.

Pupuk Indonesia telah menandatangani berbagai perjanjian. Diharapkan banyaknya nota kesepahaman yang ditandatangani Indonesia dapat diterjemahkan menjadi kerja sama yang dapat dilaksanakan.

Menurut Pahala, terdapat dua inisiatif baru yang berkaitan langsung dengan Pupuk Indonesia. Inisiatif pertama yakni pengembangan ammonia, khususnya green dan blue ammonia yang akan menjadi molekul bermanfaat yang dapat dikonversi menjadi hidrogen.

Baca juga: Kementerian BUMN berdayakan Pupuk Indonesia kembangkan amonia

Baca juga: Pupuk Indonesia gelar PICAF 2023 promosikan amonia bersih


"Saya melihat semua pihak di dunia saat ini sangat antusias dan tertarik untuk menantikan bagaimana hidrogen, khususnya blue dan green hidrogen akan bisa digunakan sebagai pengganti gas serta energi lainnya," katanya.

Inisiatif kedua adalah pengembangan klaster industri hijau. Pahala meyakini klaster industri hijau di Lhokseumawe, Aceh dapat menjadi hub hidrogen dan green ammonia pada waktu mendatang.

"Beberapa bulan lalu, kami (Kementerian BUMN) telah meluncurkan inisiatif kedua bersama Pupuk Indonesia untuk bisa mengembangkan klaster industri hijau. Dikarenakan Pupuk Indonesia sebagai contohnya, saat ini mereka memiliki fasilitas di Aceh yang memproduksi pupuk urea, ammonia dan NPK," kata Pahala.

Sebelumnya, PT Pupuk Indonesia (Persero) sedang menyiapkan diri menjadi pemain utama blue dan green amonia hijau di Benua Asia mengingat kedua jenis senyawa gas itu sangat dibutuhkan untuk keperluan energi ramah lingkungan.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan bahwa pemanfaatan energi ramah lingkungan dari amonia harus dioptimalkan lantaran saat ini Pupuk Indonesia adalah pemain utama amonia di Indonesia.

Volume perdagangan ammonia saat ini, kata Bakir, mencapai 21 juta ton di seluruh dunia. Namun pada tahun 2030, volume perdagangan ammonia untuk sumber energi diprediksi mencapai 30 juta ton.

Seluruh dunia mulai memikirkan untuk memproduksi amonia agar menjadi energi ramah lingkungan yang selaras dengan program pengurangan emisi karbon untuk mencegah pemanasan global.

Baca juga: Pupuk Indonesia gandeng Jepang kaji pembangunan pabrik Green Ammonia

Baca juga: Pertamina NRE-Keppel Infrastructure-Chevron eksplorasi hidrogen hijau