Presiden berharap surplus panen raya Maros bisa dibawa ke daerah lain
30 Maret 2023 12:15 WIB
Presiden RI Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (dua kiri), Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (dua kanan) dan Bupati Maros Andi Chaidir Syam (kanan) meninjau sawah yang tengah musim panen raya padi di Desa Baji Pamai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Laily Rachev/aa.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berharap hasil panen raya padi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, melampaui target, sehingga surplusnya bisa didistribusikan ke provinsi lain yang membutuhkan.
"Sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai juga panen raya dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi lain yang membutuhkan," kata Jokowi saat meninjau secara langsung pelaksanaan panen raya padi di Maros, Kamis, seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Baca juga: Presiden akan tinjau panen padi hingga smelter di Sulsel
Menurut Presiden hasil panen di Maros tergolong bagus, meskipun sejumlah lahan sempat terendam banjir, tetapi padi yang dihasilkan dapat mencapai sekitar 5,5 ton per hektare.
"Ini kenapa 5,5 ton per hektare karena terkena banjir dua kali, terendam dua kali sehingga agak menurunkan produksinya, tetapi 5,5 (ton) juga sudah hasil yang baik," katanya.
Di sisi lain, Presiden meyakini jumlah pasokan beras yang tinggi, bersamaan dengan berlangsungnya panen raya di beberapa daerah, secara otomatis akan membuat harga di pasar turun.
"Ya kita harapkan itu mulai panen, panen, panen, kemudian masuk ke rice mill, kemudian keluar sebagai beras, segera masuk ke pasar. Artinya, kalau suplainya banyak, suplainya melimpah itu sudah otomatis teorinya pasti harga turun. Kalau suplainya kurang berarti otomatis harga naik," ujarnya.
Baca juga: Jokowi temui dan serap aspirasi nelayan Pajukukang Maros
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan panen raya Maros adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, dan Bupati Maros Chaidir Syam.
"Sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai juga panen raya dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi lain yang membutuhkan," kata Jokowi saat meninjau secara langsung pelaksanaan panen raya padi di Maros, Kamis, seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Baca juga: Presiden akan tinjau panen padi hingga smelter di Sulsel
Menurut Presiden hasil panen di Maros tergolong bagus, meskipun sejumlah lahan sempat terendam banjir, tetapi padi yang dihasilkan dapat mencapai sekitar 5,5 ton per hektare.
"Ini kenapa 5,5 ton per hektare karena terkena banjir dua kali, terendam dua kali sehingga agak menurunkan produksinya, tetapi 5,5 (ton) juga sudah hasil yang baik," katanya.
Di sisi lain, Presiden meyakini jumlah pasokan beras yang tinggi, bersamaan dengan berlangsungnya panen raya di beberapa daerah, secara otomatis akan membuat harga di pasar turun.
"Ya kita harapkan itu mulai panen, panen, panen, kemudian masuk ke rice mill, kemudian keluar sebagai beras, segera masuk ke pasar. Artinya, kalau suplainya banyak, suplainya melimpah itu sudah otomatis teorinya pasti harga turun. Kalau suplainya kurang berarti otomatis harga naik," ujarnya.
Baca juga: Jokowi temui dan serap aspirasi nelayan Pajukukang Maros
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan panen raya Maros adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, dan Bupati Maros Chaidir Syam.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: