Samarinda (ANTARA) - Penukaran uang baru untuk Lebaran dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) diperbolehkan sampai Rp3,8 juta per orang dengan uang pecahan rupiah dua puluh ribuan, sepuluh ribuan, dan dua ribuan.

"Layanan penukaran uang tunai kepada masyarakat tahun ini sama dengan tahun lalu, yakni tetap difokuskan melalui loket di perbankan yang tersebar di Kaltim dengan total uang yang disiapkan Rp4,19 triliun," ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim Ricky Perdana Gozali di Samarinda, Rabu.

Dalam hal ini, total ada 362 kantor perbankan yang tersebar dalam 10 kabupaten/kota di Kaltim yang menjadi tempat penukaran uang, terdiri dari yang kerja sama dengan BI Kaltim ada 213 bank, kemudian yang kerja sama dengan BI Balikpapan sebanyak 149 bank.

Baca juga: BI Kaltim menyiapkan Rp4,19 triliun hadapi Lebaran

Kerja sama dengan 362 perbankan dilakukan untuk mempermudah masyarakat menjangkau, sedangkan layanan penukaran telah dimulai pada 27 Maret hingga 20 April 2023 dengan menyesuaikan jam layanan operasional masing-masing perbankan.

Penyebaran titik penukaran uang tersebut diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk menukar uang di lokasi penukaran yang resmi, sehingga dapat meminimalisir peredaran uang palsu dan pungutan biaya yang tidak dibenarkan.

Selain itu, BI Kaltim juga membuka layanan penukaran kepada masyarakat melalui Kas Keliling Retail pada wilayah strategis di Kota Samarinda yang dimulai tanggal 28 Maret hingga 20 April dengan pilihan jam layanan pukul 10.00 - 12.00 Wita.

"Masyarakat dapat melakukan pendaftaran dan menentukan lokasi penukaran yang diinginkan sampai dengan hari layanan penukaran, selama kuota masih tersedia, yakni pendaftaran melalui laman PINTAR di https://pintar.bi.go.id," katanya.

Selain itu, lanjutnya, BI Kaltim juga bekerja sama dengan perbankan Kota Samarinda membuka layanan penukaran uang bersama kepada masyarakat di Samarinda Square, dilaksanakan pada 10- 14 April 2023 pada pukul 10.00 - 14.00 Wita.

"Kami terus mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk cinta, bangga, dan paham Rupiah. Cinta Rupiah dengan merawat uang sebaik mungkin, bangga Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara, dan paham Rupiah dalam konteks menggunakan Rupiah untuk bertransaksi secara bijak," kata Ricky.

Baca juga: BI: Proyek IKN Nusantara turut dorong pertumbuhan ekonomi Kaltim