Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah pada awal perdagangan Rabu, diperdagangkan pada 77 terhadap dolar AS menjelang dua lelang surat utang pemerintah, ketika harga minyak yang lebih tinggi mengimbangi dampak negatif dari eksportir yang menyelesaikan pembayaran pajak akhir bulan.

Pada pukul 07.23 GMT, rubel melemah 0,2 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 77,08 dan telah kehilangan 0,3 persen untuk diperdagangkan pada 83,44 versus euro. Mata uang Rusia diperdagangkan tidak berubah pada 11,18 terhadap yuan.

Pembayaran pajak akhir bulan, yang biasanya membuat eksportir mengubah pendapatan devisa menjadi rubel untuk membayar kewajiban lokal, jatuh tempo pada Selasa (28/3/2023).

Baca juga: Rubel naik terhadap dolar karena eksportir Rusia bayar pajak bulanan

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 79,1 dolar AS per barel, sedikit lebih rendah dari level tertinggi dua minggu.

Periode pajak hanya menghentikan devaluasi rubel, dengan mata uang Rusia tidak responsif terhadap harga minyak yang lebih tinggi, kata kepala konsultan investasi Alor Broker, Alexei Antonov.

Ini menunjukkan bahwa rubel dapat dengan cepat menuju angka 80, jika ada, bahkan faktor negatif yang lemah muncul, tambahnya.

Baca juga: Dolar lesu di sesi Asia karena kekhawatiran perbankan surut, yen turun

Kementerian Keuangan Rusia akan mengadakan dua lelang obligasi pemerintah OFZ pada Rabu.

Sementara itu, indeks saham Rusia lebih rendah. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 997,1 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah pada 2.438,8 poin.