Tokyo (ANTARA) - Harga minyak mentah naik untuk sesi ketiga di perdagangan Asia pada Rabu sore, karena penghentian beberapa ekspor dari Kurdistan Irak meningkatkan kekhawatiran pengetatan pasokan, sementara kekhawatiran atas krisis perbankan global mereda.

Minyak mentah berjangka Brent terkerek 42 sen atau 0,53 persen, menjadi diperdagangkan di 79,07 dolar AS per barel pada pukul 06.56 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 60 sen atau 0,82 persen, menjadi diperdagangkan di 73,80 dolar AS per barel.

"Kekhawatiran berkurangnya pasokan dari wilayah Kurdistan Irak dan meredanya kekhawatiran tentang gejolak sektor perbankan di pasar keuangan terus meningkatkan selera risiko investor," kata Satoru Yoshida, seorang analis komoditas Rakuten Securities, dikutip dari Reuters.

"Ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menjaga sikap hati-hati dalam menaikkan suku bunga karena tekanan perbankan juga meningkatkan harapan untuk ekonomi global yang lebih kuat dan permintaan minyak," kata Yoshida, memprediksi nada bullish akan berlanjut minggu ini.

Harga minyak menguat minggu ini setelah ekspor 450.000 barel per hari (bph) dari wilayah Kurdistan utara semi-otonom Irak dihentikan, menyusul keputusan arbitrase yang mengonfirmasi persetujuan Baghdad diperlukan untuk mengirimkan minyak. Barclays mengatakan pada Selasa (28/3/2023) bahwa penghentian ekspor Kurdi yang berlarut-larut hingga akhir tahun akan menyiratkan kenaikan tiga dolar AS per barel dari perkiraan harga bank buat Brent sebesar 92 dolar AS per barel pada tahun 2023.

Pengumuman Senin (27/3/2023) bahwa First Citizens BancShares Inc akan mengakuisisi Silicon Valley Bank yang gagal juga memicu optimisme tentang kondisi sektor perbankan global.


"Rebound harga minyak baru-baru ini terutama didorong oleh sentimen. Kita dapat melihat bahwa sentimen risiko telah pulih sampai batas tertentu, yang mendorong pasar saham global dan minyak mentah rebound," kata analis CMC Markets Leon Li.

Penarikan persediaan minyak mentah AS minggu lalu juga memberikan dukungan. Persediaan minyak mentah AS turun sekitar 6,1 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 24 Maret, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (28/3/2023). Persediaan bensin turun sekitar 5,9 juta barel, sementara stok sulingan naik sekitar 550.000 barel.

Para analis memperkirakan akan mendengar bahwa stok minyak mentah AS naik minggu lalu, sementara persediaan sulingan dan bensin diperkirakan turun. Badan Informasi Energi AS akan merilis laporan mingguannya pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat (14.30 GMT).

Di sisi pasokan, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Selasa (28/3/2023) bahwa Moskow perlu fokus pada peningkatan ekspor energi ke negara-negara yang disebut bersahabat dan mencatat bahwa pasokan minyak Rusia ke India mencatat lonjakan 22 kali lipat tahun lalu.

Secara terpisah, kekhawatiran tentang kesinambungan pertumbuhan permintaan di China membatasi kenaikan harga karena jajak pendapat Reuters pada Rabu menunjukkan bahwa aktivitas pabrik negara itu berkembang pada kecepatan yang lebih lambat pada Maret. Data resmi diharapkan pada Jumat (31/3/2023).

Baca juga: Minyak naik di awal perdagangan Asia ditopang kekhawatiran pasokan
Baca juga: Harga minyak naik karena risiko gangguan pasokan jelang data stok AS
Baca juga: Rusia berhasil alihkan ekspor minyak dari Eropa ke negara bersahabat