Jakarta (ANTARA) - Direktur Industri kreatif, musik, film dan animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Amin Abdullah mengajak seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan untuk bekerja sama membangun ekosistem industri film menjelang Hari Film Nasional yang akan diperingati pada Kamis (30/3).

"Di peringatan Hari Film Nasional, mari kita sama-sama untuk membangun ekosistem industri film di Indonesia agar mempunyai nilai tambah dan kemudian menyejahterakan para pelaku film," kata Amin saat dihubungi ANTARA, Rabu.

Menurut dia, ekosistem industri film yang memperkuat rantai nilai perlu diwujudkan oleh semua pihak terkait, termasuk pemerintah hingga pelaku perfilman, sehingga produk kreatif bisa mendapatkan akses yang mudah dijangkau melalui pendistribusian dan penyerapan oleh pasar serta terlindungi secara HAKI dan memberikan nilai tambah secara ekonomi.

"Rantai nilai itu terdiri dari kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi. Sering sekali persoalan itu adalah ketika produksi, produk itu kemudian tidak dapat didistribusikan dan tidak dapat diserap oleh pasar. Itu yang kadang menjadi masalah. Oleh sebab itu, kita perlu belajar pada misalnya kesuksesan film yang ada," kata dia.

Menurut Kemenparekraf, Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor film, animasi, dan video sendiri mengalami pertumbuhan hingga 6,31 persen, yaitu sejumlah Rp2,69 triliun pada 2021.

Secara menyeluruh, sektor ekonomi kreatif Indonesia pada 2021 juga memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDB nasional mencapai 6,98 persen atau setara dengan Rp1.134 triliun.

Baca juga: Hari Film Nasional momentum tingkatkan percaya diri karya anak bangsa

Amin mengatakan pada saat pandemi COVID-19 melanda, banyak pelaku di industri film yang terdampak akibat kondisi tersebut. Dalam mendukung upaya pemulihan, pemerintah pun meluncurkan dua program insentif bagi industri film yaitu melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2021 serta Lensa Kreatif pada 2022.

"Di 2021 ada PEN film menggelontorkan sekitar Rp114 miliar kepada para pelaku film dan kemudian tahun 2022 itu 11,49 miliar," kata Amin.

Amin mengatakan saat ini pihaknya juga tengah mencari skema program insentif kepada produksi-produksi film yang dapat berdampak pada destinasi pariwisata. Rencana program tersebut juga diharapkan dapat mendorong produksi film lokal sehingga menarik produser asing untuk mengambil lokasi syuting di Indonesia.

"Kita juga perlu memberikan insentif kepada para pelaku lokal, para production house lokal, agar kalau mereka melakukan syuting di daerah destinasi pariwisata itu juga bisa mengangkat derajat," kata Amin.

Selain program insentif, Kemenparekraf juga mendukung potensi sineas tanah air melalui berbagai upaya, termasuk penyelenggaraan Festival Film Bulanan yang juga akan menjadi fokus program di subsektor film pada 2023.

Karya film terpilih di festival tersebut berkesempatan untuk ditayangkan di platform over-the-top (OTT). Kelanjutan dari festival ini, Kemenparekraf menggelar "Sinema Keliling" di 10 daerah yang menayangkan karya film dari pemenang festival pada tahun sebelumnya dan film lainnya.

Baca juga: Peringatan HFN tunjukkan penghargaan Indonesia terhadap dunia film

Baca juga: Harapan sineas perempuan jelang HFN, Marissa Anita hingga Dian Sastro

Baca juga: Ragam pekerjaan rumah dalam profesi dan kerja produksi film nasional