JAKARTA (ANTARA) - Dengan sepeda motor klasiknya, seniman Vietnam Dang Ai Viet berkeliling negeri dalam upaya memastikan ribuan wanita yang menderita kehilangan dua atau lebih orang yang dicintai selama Perang Vietnam, tidak terlupakan.

Perempuan berusia 75 tahun itu telah melukis potret 2.765 perempuan, yang merupakan bagian dari kelompok yang dikenal di Vietnam sebagai "ibu-ibu heroik", sebagai pengakuan atas pengorbanan mereka selama perang yang berakhir pada 1975.

"Saya melukis agar generasi saat ini dan generasi sesudahnya memiliki kesempatan untuk melihat sorot mata seorang ibu yang kehilangan lebih dari satu putranya," kata Viet kepada Reuters.

Selama perang, Viet menjadi gerilyawan di Delta Mekong untuk Viet Cong, pejuang yang mendukung Vietnam Utara dalam pertempuran melawan pemerintah Vietnam Selatan saat itu dan sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Beberapa peneliti memperkirakan sekitar 3,8 juta orang tewas selama perang, meskipun perkiraan jumlah korban bervariasi.

Baca juga: Kematian akibat corona di AS lampaui korban Perang Vietnam

Seniman Vietnam, Dang Ai Viet, melukis potret seorang wanita sebagai bagian dari proyeknya, "ibu-ibu heroik Vietnam", di Cao Lanh kota, provinsi Dong Thap, Vietnam, 8 Maret 2023. REUTERS/Thinh Nguyen

Di provinsi Dong Thap di Delta Mekong, Viet baru-baru ini melukis potret Teluk Huynh Thi, 98 tahun, yang suami dan putra sulungnya dibunuh pada tahun 1969, hanya berselang beberapa hari.

“Cukup menyedihkan bagi seorang ibu untuk mengetahui kematian putranya, tetapi dibutuhkan seorang pahlawan untuk mengetahui kematian suami dan putranya sekaligus,” kata Viet.

Sebelum potret itu diserahkan kepada keluarga, Viet memasukkan detail gambar wanita tersebut dan bagaimana orang yang dicintainya meninggal dan pemerintah setempat memberikan stempel keaslian pada karya itu.

"Mulai sekarang, akan ada fotonya di tangan keluarga dan kami selalu bisa melihat ibu saya," kata putra satu-satunya Bay yang masih hidup, Thuong Van Hop.

Dalam enam bulan terakhir, Viet telah melakukan perjalanan lebih dari 10.000 km (6.214 mil) dalam misinya melukis 5.000 wanita yang masih hidup.

Dia tahu dirinya sedang berlomba karena waktu pasti akan memakan korban.

"Ketakutan terbesar saya adalah mereka akan pergi, dan saya tidak ingin kehilangan siapa pun," katanya.


Baca juga: Bendungan China di Sungai Mekong bikin kampung nelayan jadi kota hantu

Baca juga: Vietnam akan sambut warga negara ke-100 juta pada April 2023

Baca juga: Vietnam tingkatkan penggunaan batu bara dan gas untuk produksi listrik