Weggis (ANTARA News) - Para pemain Brazil sepertinya bertekad untuk membuktikan bahwa hari ketika menjadi pemain cadangan bisa membuat pemain merajuk dan mengkritik pelatih di muka umum, telah berakhir. Awal bulan ini pelatih Carlos Alberto Parreira mengumumkan tim inti yang akan dipasangnya untuk menghadapi Kroasia pada pertandingan awal dalam perjalanan mereka untuk mempertahankan mahkota juara pada 13 Juni. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada sedikit pun muncul keluhan dari para pemain cadangan. Keributan di dalam tim dan pemain yang merajuk telah merusak peluang Brazil pada beberapa Piala Dunia yang lalu, khususnya pada 1990 ketika para pemain memanfaatkan wawancara televisi untuk mempromosikan posisi mereka di tim inti. Dua tahun kemudian, Romario mengeluh karena menjadi cadangan pada pertandingan persahabatan dan hasilnya, ia absen pada kualifikasi Piala Dunia 1994. Brazil harus berjuang keras tanpanya dan berhasil lolos melalui kemenangan pada pertadingan terakhir, mengalahkan Uruguay 2-0, dimana kedua gol itu dicetak oleh Romario yang kembali masuk timnas karena desakan masyarakat Brazil. Namun tampaknya kini Brazil telah belajar dari pengalaman buruk masa lalu dan kali ini, sepertihalnya pada 2002, persatuan menjadi kunci utama. Para pemain bahkan terdengar seperti telah melatih jawaban-jawaban yang mereka berikan sebelum menghadapi media. "Saya sadar Cafu adalah pilihan pertama. Saya tidak ingin bertengkar dengannya. Saya hanya ingin memiliki tempat di timnas karena saya tahu tim merebut kemenangan dengan (susunan pemain) seperti itu," kata Cicinho, yang menjadi cadangan sang kapten Brazil dan harus berkompetisi dengan pemain yang telah tampil pada tiga Piala Dunia sebelumnya, demikian Reuters.(*)