Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak meminta kepada para orang tua agar dapat lebih mengawasi, mengarahkan, dan melakukan komunikasi yang positif kepada anak remaja untuk mencegah mereka terlibat tawuran.

"Kami mengimbau kepada orang tua agar dapat lebih mengawasi, mengarahkan, dan melakukan komunikasi positif kepada anak-anak," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: KPAI: Libatkan remaja dalam pesantren kilat cegah perang sarung

Nahar juga meminta masyarakat agar dapat menciptakan ruang dan iklim yang aman untuk remaja agar mereka dapat menyalurkan kreativitas dan waktu luangnya secara proporsional, sekaligus mengawasi anak-anak remaja tersebut.

Nahar juga meminta remaja agar tidak melakukan kegiatan yang membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Ia menyampaikan keprihatinan atas maraknya tawuran perang sarung remaja yang terjadi di bulan Ramadhan.

Dikatakannya, momentum Ramadhan seharusnya menjadi ajang bagi umat Islam, termasuk anak-anak untuk berkumpul dan membuat kegiatan yang bermanfaat.

Namun, sayangnya sebagian anak justru menggunakan momen ini untuk tawuran.

Baca juga: KPAI tekankan pentingnya ruang bermain anak sesuai minat dan kebutuhan

Baca juga: Psikolog: Keluarga kunci utama untuk mencegah tawuran remaja


"Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, karena berisiko membahayakan keselamatan jiwa anak dan pihak lain yang mungkin terdampak," kata Nahar.

Sebelumnya, ratusan remaja di berbagai daerah diamankan polisi karena terlibat tawuran perang sarung selama bulan suci Ramadhan.

Bahkan, peristiwa tawuran remaja yang terjadi di Palmerah, Jakarta Barat, pada Kamis (23/3), mengakibatkan satu korban meninggal dunia akibat terkena senjata tajam.