Beijing (ANTARA) - Taksi swakemudi kini tersedia untuk dipesan di pinggiran Beijing dan hal ini layaknya menandai babak baru di bidang transportasi pintar.

Surat kabar China Daily pada Senin (27/3) melaporkan, sebelumnya pada Maret, Beijing mengeluarkan lisensi bagi raksasa teknologi China Baidu dan perusahaan rintisan (startup) kendaraan otonomos Pony.ai untuk mengoperasikan layanan robotaxi swakemudi penuh.

Ini merupakan kali pertama sebuah armada kendaraan otonomos penuh mendapat izin untuk beroperasi di sebuah kota metropolitan kelas dunia, imbuh laporan tersebut.

Kedua perusahaan itu, yang masuk dalam jajaran perusahaan terkemuka di industri kemudi otonomos China, masing-masing telah mengerahkan 10 kendaraan otonomos di area seluas 60 kilometer persegi di Yizhuang, yang berlokasi di pinggiran selatan Beijing, menurut laporan tersebut.

Laporan itu menambahkan bahwa Baidu berencana untuk memperluas layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) dengan kendaraan otonomos ke 65 kota pada 2025 dan 100 kota pada 2030.

Nilai layanan taksi swakemudi China diperkirakan akan mencapai 1,3 triliun yuan (1 yuan = Rp2.204) per 2030 nanti, yang mencakup 60 persen dari pasar berbagi tumpangan di negara tersebut pada saat itu, papar laporan tersebut, mengutip perkiraan dari perusahaan konsultan global IHS Markit.

Terlepas dari keterbatasan saat ini yang mewajibkan robotaxi beroperasi di zona-zona yang telah ditentukan mengingat kondisi jalan yang kompleks dan kurangnya landasan hukum, cakupan kendaraan itu diperkirakan akan meluas dengan akumulasi data dan peningkatan algoritma, ujar Yale Zhang, Managing Director Automotive Foresight, perusahaan konsultan yang berbasis di Shanghai, sebagaimana dikutip dalam laporan tersebut.

Robotaxi juga diperkirakan akan membuka jalan bagi pengembangan kendaraan otonomos pribadi, yang berpotensi menjadi teknologi revolusioner yang mampu mentransformasi kehidupan masyarakat, imbuh Zhang.