ASEAN 2023
Bank Dunia: Digitalisasi tutup kesenjangan inklusi keuangan ASEAN
28 Maret 2023 18:31 WIB
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen (kiri) dalam acara High Level Seminar bertajuk “Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion” di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (28/03/2023). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)
Badung, Bali (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen mengatakan digitalisasi dapat membantu menutup kesenjangan inklusi dan daya tahan keuangan di kawasan ASEAN.
Adapun saat ini, terdapat 400 juta orang dari 1,4 miliar orang di ASEAN yang tidak memiliki rekening bank.
"Jika Anda melihat lebih jauh kepada jumlah tabungan dan akses keuangan, kesenjangannya bahkan lebih lebar," tutur Satu dalam acara High Level Seminar bertajuk “Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion” di Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Selain kesenjangan gender yang sudah cukup umum, ia menyebutkan terdapat enam kesenjangan utama lainnya di ASEAN yang perlu diatasi untuk mencapai akses keuangan yang adil.
Kesenjangan dimaksud yakni kesenjangan antara pedesaan dan perkotaan, kesenjangan pendapatan, permintaan kredit untuk UMKM yang tidak terpenuhi, biaya pengiriman uang, kesenjangan usia, dan akses ke layanan keuangan digital.
Maka dari itu, Satu menyampaikan digitalisasi layanan keuangan dapat membantu menutup enam kesenjangan tersebut dengan berbagai cara. Cara pertama, dengan teknologi digital yang telah membantu pemerintah merespons guncangan dengan lebih cepat.
Kemudian cara kedua yaitu dimana uang elektronik dalam telepon genggam yang telah menunjukkan dampak besar pada keuangan digital dan cara ketiga, dimana pembayaran digital berkontribusi pada tujuan pembangunan seperti elektrifikasi berkelanjutan dan akses ke layanan kesehatan.
Keempat, pembayaran digital juga dapat membantu membangun ketahanan finansial dan memitigasi risiko dari dampak buruk perubahan iklim. Kelima, layanan keuangan, yang didukung oleh perusahaan teknologi finansial/financial technology (tekfin/fintech) juga menurunkan biaya transaksi.
Selanjutnya cara keenam yaitu melalui inovasi tekfin yang dapat membantu mempersempit kesenjangan keuangan UMKM melalui produk digital baru dan otomatisasi proses.
"Kami telah melihat fintech membantu menutup kesenjangan ini dengan menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses dan nyaman, bahkan di daerah terpencil," ungkapnya.
Adapun saat ini, terdapat 400 juta orang dari 1,4 miliar orang di ASEAN yang tidak memiliki rekening bank.
"Jika Anda melihat lebih jauh kepada jumlah tabungan dan akses keuangan, kesenjangannya bahkan lebih lebar," tutur Satu dalam acara High Level Seminar bertajuk “Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion” di Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Selain kesenjangan gender yang sudah cukup umum, ia menyebutkan terdapat enam kesenjangan utama lainnya di ASEAN yang perlu diatasi untuk mencapai akses keuangan yang adil.
Kesenjangan dimaksud yakni kesenjangan antara pedesaan dan perkotaan, kesenjangan pendapatan, permintaan kredit untuk UMKM yang tidak terpenuhi, biaya pengiriman uang, kesenjangan usia, dan akses ke layanan keuangan digital.
Maka dari itu, Satu menyampaikan digitalisasi layanan keuangan dapat membantu menutup enam kesenjangan tersebut dengan berbagai cara. Cara pertama, dengan teknologi digital yang telah membantu pemerintah merespons guncangan dengan lebih cepat.
Kemudian cara kedua yaitu dimana uang elektronik dalam telepon genggam yang telah menunjukkan dampak besar pada keuangan digital dan cara ketiga, dimana pembayaran digital berkontribusi pada tujuan pembangunan seperti elektrifikasi berkelanjutan dan akses ke layanan kesehatan.
Keempat, pembayaran digital juga dapat membantu membangun ketahanan finansial dan memitigasi risiko dari dampak buruk perubahan iklim. Kelima, layanan keuangan, yang didukung oleh perusahaan teknologi finansial/financial technology (tekfin/fintech) juga menurunkan biaya transaksi.
Selanjutnya cara keenam yaitu melalui inovasi tekfin yang dapat membantu mempersempit kesenjangan keuangan UMKM melalui produk digital baru dan otomatisasi proses.
"Kami telah melihat fintech membantu menutup kesenjangan ini dengan menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses dan nyaman, bahkan di daerah terpencil," ungkapnya.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: