Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power melalui unitnya Mrica Power Generation Unit (PGU) melakukan sejumlah terobosan untuk mengatasi permasalahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu, Jawa Tengah.

Anak usaha PT PLN (Persero) tersebut menginisiasi program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan berupa rehabilitasi DAS Serayu dan optimalisasi Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman, Jawa Tengah sebagai upaya menjaga keandalan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

"PLN Indonesia Power selalu komit terhadap keandalan pasokan listrik dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial," ujar Direktur Utama PLN IndonesiaPenerimaan pajak kurang lebih Rp200 miliar atau 13,79 persen dari target Rp1,5 triliun lebih," Power Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, keandalan PLTA tentunya tidak lepas dari kondisi waduk yang merupakan penampung energi primernya.

Senior Manager Mrica PGU PS Kuncoro menyebutkan saat ini laju sedimentasi hulu DAS Serayu yang masuk ke Waduk Mrica mencapai 6,5 juta meter kubik per tahunnya.

"Saat ini, sedimentasi Bendungan Jenderal Soedirman sudah mencapai 87,87 persen dari kapasitas penampungan air efektif yang 17,98 juta meter kubik atau hanya tinggal 12,13 persen saja, hal ini tentunya menjadi tantangan korporasi untuk tetap menjaga keandalan pembangkit," ujarnya.

Dalam kondisi saat ini dan sebagai upaya investasi jangka panjang, menurut dia, Mrica PGU bergerak melaksanakan program pemeliharaan di daerah waduk secara berkala di antaranya maintenance dredging, merintis sekolah lapangan, dan program Hijaunesiapower bekerja sama dengan pemangku terkait untuk program yang berhubungan dengan kelestarian DAS Serayu.

PLN Indonesia Power Mrica PGU memberikan dukungan berupa pelatihan, penyediaan bibit, serta pengolahan hasil panen dan pemasaran melalui program Hijaunesiapower dengan melaksanakan penanaman tanaman konservasi dan tabur benih ikan di daerah Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Dukungan-dukungan tersebut direalisasikan ke dalam bentuk kegiatan, pembibitan di area pilot project, penyediaan bibit tanaman pakan ternak kambing seperti indigofera, gama umami, kaliandra, kelor, dan singkong dengan total 112 ribu bibit pohon bekerja sama dengan Kementerian LHK dan dilanjutkan dengan perawatan bibit, pendistribusian ke area DAS Serayu, dan penanaman di area DAS Serayu," ujarnya.

Kuncoro menambahkan, pengolahan pakan yang dilakukan dengan cara menggunakan mesin chopper, menyimpan dengan metode silase baller, dan mengolah daun indigofera menjadi bubuk konsentrat.

Sementara, pengelolaan kambing perah dilakukan dengan memproduksi susu kambing, pengolahan susu kambing, pembibitan kambing untuk meningkatkan mutu genetik, dan pemanfaatan kotoran kambing untuk menghasilkan biogas.

"Kotoran kambing dan gulma eceng gondok juga diolah menjadi pupuk serta didistribusikan untuk pupuk tanaman pakan kambing di DAS Serayu," katanya pula.

Dalam pelaksanaannya, kata Kuncoro lagi, Mrica PGU bersama pemangku terkait merintis program Pilot Project Penanganan DAS Serayu di lahan Mrica PGU dengan tema "Ekonomi Berwawasan Lingkungan", yang diharapkan menjadi contoh petani di hulu dan dijadikan sebuah ekosistem.
Baca juga: DLH Medan sebut sampah organik jadi bahan bakar PT Indonesia Power
Baca juga: Indonesia Power olah 600 ribu ton FABA dari PLTU Suralaya