Piala Dunia Sepak Bola U20
Legenda sepak bola Sumut berharap Piala Dunia U-20 tetap di Indonesia
27 Maret 2023 17:16 WIB
Arsip foto - Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kanan) bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah) meninjau Stadion Gelora Bung Tomo menjelang penyelenggaraan Piala Dunia U20 Indonesia, Surabaya, Senin (13/3/2023). ANTARA/Rizal Hanafi.
Medan (ANTARA) - Legenda sepak bola Sumatera Utara Saktiawan Sinaga berharap Piala Dunia U-20 2023 tetap berlangsung di Indonesia meski fase pengundian (drawing) grup turnamen itu, yang seharusnya diadakan 31 Maret 2023 di Bali, dibatalkan oleh FIFA.
"Kalau sampai tidak jadi dilaksanakan di Indonesia, negara kita akan sangat dirugikan," ujar Saktiawan kepada ANTARA di Medan, Senin. Pria yang semasa aktif bermain mencatatkan 100 penampilan bersama PSMS dan sempat memperkuat tim nasional Indonesia itu pun meminta pemerintah untuk melakukan semua upaya supaya FIFA tetap memercayakan Piala Dunia U-20 2023 digelar di Tanah Air.
Andai FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia, Saktiawan menilai itu akan menjadi pukulan keras bagi sepak bola nasional. Dia memprediksi, jika itu terjadi, Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA yang berpotensi membuat sepak bola Tanah Air terisolasi dari dunia internasional.
"Hal tersebut akan sangat merugikan para pemain Indonesia. Belum lagi sangat banyak orang yang menggantungkan hidupnya di sepak bola kita," kata Saktiawan.
Pada Minggu (26/3), PSSI mengumumkan bahwa FIFA membatalkan pengundian grup Piala Dunia U-20 2023 lantaran adanya Pemerintah Provinsi Bali menolak kehadiran tim nasional U-20 Israel di wilayahnya.
Baca juga: FIFA batalkan drawing Piala Dunia U-20 di Bali
Baca juga: FIFA tetap cek kesiapan Stadion I Wayan Dipta untuk Piala Dunia U-20
Terkait persoalan itu, PSSI berjanji terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia. PSSI juga meminta semua pihak untuk memisahkan soal politik dan olahraga.
Saktiawan Sinaga sepakat dengan PSSI. Bagi dia, atlet Israel datang ke Indonesia untuk melakukan aktivitas olahraga dan itu idealnya tidak disangkutpautkan dengan politik.
"Olahraga dan politik harus dipisahkan. Namun, memang, terkadang itu sulit dilakukan," tutur Saktiawan.
Piala Dunia U-20 2023 akan dilaksanakan di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Turnamen itu diikuti 24 negara yakni Indonesia, Republik Dominika, Guatemala, Honduras, Amerika Serikat, Fiji, Brazil, Uruguay, Kolombia, Ekuador, Selandia Baru, Inggris, Prancis, Israel, Italia, Slovakia, Gambia, Nigeria, Senegal, Tunisia, Irak, Jepang, Uzbekistan dan Korea Selatan.
Baca juga: PSSI tidak tahu alasan penolakan Israel baru disuarakan belakangan
Baca juga: Timnas Israel, Piala Dunia U20 dan sikap Indonesia
"Kalau sampai tidak jadi dilaksanakan di Indonesia, negara kita akan sangat dirugikan," ujar Saktiawan kepada ANTARA di Medan, Senin. Pria yang semasa aktif bermain mencatatkan 100 penampilan bersama PSMS dan sempat memperkuat tim nasional Indonesia itu pun meminta pemerintah untuk melakukan semua upaya supaya FIFA tetap memercayakan Piala Dunia U-20 2023 digelar di Tanah Air.
Andai FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia, Saktiawan menilai itu akan menjadi pukulan keras bagi sepak bola nasional. Dia memprediksi, jika itu terjadi, Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA yang berpotensi membuat sepak bola Tanah Air terisolasi dari dunia internasional.
"Hal tersebut akan sangat merugikan para pemain Indonesia. Belum lagi sangat banyak orang yang menggantungkan hidupnya di sepak bola kita," kata Saktiawan.
Pada Minggu (26/3), PSSI mengumumkan bahwa FIFA membatalkan pengundian grup Piala Dunia U-20 2023 lantaran adanya Pemerintah Provinsi Bali menolak kehadiran tim nasional U-20 Israel di wilayahnya.
Baca juga: FIFA batalkan drawing Piala Dunia U-20 di Bali
Baca juga: FIFA tetap cek kesiapan Stadion I Wayan Dipta untuk Piala Dunia U-20
Terkait persoalan itu, PSSI berjanji terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia. PSSI juga meminta semua pihak untuk memisahkan soal politik dan olahraga.
Saktiawan Sinaga sepakat dengan PSSI. Bagi dia, atlet Israel datang ke Indonesia untuk melakukan aktivitas olahraga dan itu idealnya tidak disangkutpautkan dengan politik.
"Olahraga dan politik harus dipisahkan. Namun, memang, terkadang itu sulit dilakukan," tutur Saktiawan.
Piala Dunia U-20 2023 akan dilaksanakan di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Turnamen itu diikuti 24 negara yakni Indonesia, Republik Dominika, Guatemala, Honduras, Amerika Serikat, Fiji, Brazil, Uruguay, Kolombia, Ekuador, Selandia Baru, Inggris, Prancis, Israel, Italia, Slovakia, Gambia, Nigeria, Senegal, Tunisia, Irak, Jepang, Uzbekistan dan Korea Selatan.
Baca juga: PSSI tidak tahu alasan penolakan Israel baru disuarakan belakangan
Baca juga: Timnas Israel, Piala Dunia U20 dan sikap Indonesia
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: