Siswa SMAN 10 Surabaya sabet emas di ajang YISF 2023
27 Maret 2023 17:11 WIB
Siswa SMAN 10 Surabaya saat mengikuti ajang Youth International Science Fair (YISF) 2023 yang digelar di Bali pada 8-12 Maret lalu. ANTARA/HO-SMAN 10 Surabaya.
Surabaya (ANTARA) - Siswa SMAN 10 Surabaya menyabet tiga medali emas dan satu medali perak pada ajang Youth International Science Fair (YISF) 2023 yang digelar di Bali pada 8-12 Maret lalu.
Mereka adalah tim AVSEEL X yang meraih medali emas kategori Innovative Science dengan inovasinya Avocado Seed Kernel as Organic Anti-Mosquito. Kemudian tim TISHA dengan inovasi (The Effectiveness of Antioxidant Plants) in Absorbing Pollutan Cigarette Smoke and Vapor yang meraih medali emas kategori Innovative Science.
Selanjutnya tim The Magical Helmet yang meraih medali emas kategori Enviromental Science. Terakhir tim Lattea Soap dengan meraih medali perak kategori Life Science.
Ketua tim AVSEEL X, Ellianne Danette menyebut, inovasi Avocado Seed Kernel as Organic Anti-Mosquito merupakan pengembangan dari semprotan antinyamuk berbahan dasar organik dari ekstrak biji alpukat yang sebelumnya dikompetisikan pada kejuaraan (ASEAN Innovative Science Enviromental dan Entrepeneur Fair) AISEEF.
Baca juga: 22 negara meriahkan "Youth International Science Fair" di Udinus
Baca juga: Indonesia ambil bagian dalam London Youth Science Forum
"Waktu itu inovasi yang terbuat dari ekstrak biji alpukat ini masih berbentuk spray anti nyamuk yang digunakan langsung ke pakaian atau kulit. Kemudian kita kembangkan untuk ajang YISF menjadi aroma terapi," ujar dia dihubungi, Senin.
Produk AVSEEL X ini, lanjut Elliane, mengandung ekstrak biji alpukat, ekstrak jahe, dan beberapa essential oil seperti lavender dan pepermint. Berbeda pada produk pertama yang hanya mengandung ekstrak biji alpukat, air dan ditambah sedikit pengharum.
"Kedua produk kami berbahan alami, yang bisa menjadi antioksidan yang diperlukan tubuh untuk meningkatkan imunitas tubuh dan pereda stress," katanya.
Dikatakannya pengunaan ekstrak biji alpukat tersebut untuk mengurangi limbah alpukat. Selain itu, dengan menggunakan bahan dasar organik akan membuat masyarakat lebih sehat dan aman dari bahan-bahan sintetik dan kimia yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan.
"Dari uji lab vitokimia (kandungan senyawa dalam biji alpukat) aman pada tubuh dan aman meskipun digunakan selama seminggu ini untuk spray. Nah pengembangan aroma terapi ini jangka waktu pemakaian lebih lama dibandingkan AVSEEL, radius juga menjadi lebih luas, dan efektivitas penggunaan produk menjadi lebih kuat karena disebar melalui udara," ujarnya.
Ajang kompetensi YISF diikuti 30 negara yang terdiri dari Indonesia, Turki, Thailand, Uni Emirates Arab, Pakistan, India, Makedonia, Korea Selatan, Irak, Kenya, dan Amerika Serikat.
Selanjutnya, Romania, Brasil, Vietnam, Meksiko, Italia, Iran, Azerbaijan, Malaysia, China, Kanada, Singapura, Puerto Rico, Serbia, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Filipina, Republik Ceko, Ukraina, dan Timor Leste.
Baca juga: Teliti kelor, siswi SMAN 5 Surabaya juara 1 kompetisi sains di Taiwan
Baca juga: 928 pelajar ikuti Surabaya Young Scientist Competition
Mereka adalah tim AVSEEL X yang meraih medali emas kategori Innovative Science dengan inovasinya Avocado Seed Kernel as Organic Anti-Mosquito. Kemudian tim TISHA dengan inovasi (The Effectiveness of Antioxidant Plants) in Absorbing Pollutan Cigarette Smoke and Vapor yang meraih medali emas kategori Innovative Science.
Selanjutnya tim The Magical Helmet yang meraih medali emas kategori Enviromental Science. Terakhir tim Lattea Soap dengan meraih medali perak kategori Life Science.
Ketua tim AVSEEL X, Ellianne Danette menyebut, inovasi Avocado Seed Kernel as Organic Anti-Mosquito merupakan pengembangan dari semprotan antinyamuk berbahan dasar organik dari ekstrak biji alpukat yang sebelumnya dikompetisikan pada kejuaraan (ASEAN Innovative Science Enviromental dan Entrepeneur Fair) AISEEF.
Baca juga: 22 negara meriahkan "Youth International Science Fair" di Udinus
Baca juga: Indonesia ambil bagian dalam London Youth Science Forum
"Waktu itu inovasi yang terbuat dari ekstrak biji alpukat ini masih berbentuk spray anti nyamuk yang digunakan langsung ke pakaian atau kulit. Kemudian kita kembangkan untuk ajang YISF menjadi aroma terapi," ujar dia dihubungi, Senin.
Produk AVSEEL X ini, lanjut Elliane, mengandung ekstrak biji alpukat, ekstrak jahe, dan beberapa essential oil seperti lavender dan pepermint. Berbeda pada produk pertama yang hanya mengandung ekstrak biji alpukat, air dan ditambah sedikit pengharum.
"Kedua produk kami berbahan alami, yang bisa menjadi antioksidan yang diperlukan tubuh untuk meningkatkan imunitas tubuh dan pereda stress," katanya.
Dikatakannya pengunaan ekstrak biji alpukat tersebut untuk mengurangi limbah alpukat. Selain itu, dengan menggunakan bahan dasar organik akan membuat masyarakat lebih sehat dan aman dari bahan-bahan sintetik dan kimia yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan.
"Dari uji lab vitokimia (kandungan senyawa dalam biji alpukat) aman pada tubuh dan aman meskipun digunakan selama seminggu ini untuk spray. Nah pengembangan aroma terapi ini jangka waktu pemakaian lebih lama dibandingkan AVSEEL, radius juga menjadi lebih luas, dan efektivitas penggunaan produk menjadi lebih kuat karena disebar melalui udara," ujarnya.
Ajang kompetensi YISF diikuti 30 negara yang terdiri dari Indonesia, Turki, Thailand, Uni Emirates Arab, Pakistan, India, Makedonia, Korea Selatan, Irak, Kenya, dan Amerika Serikat.
Selanjutnya, Romania, Brasil, Vietnam, Meksiko, Italia, Iran, Azerbaijan, Malaysia, China, Kanada, Singapura, Puerto Rico, Serbia, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Filipina, Republik Ceko, Ukraina, dan Timor Leste.
Baca juga: Teliti kelor, siswi SMAN 5 Surabaya juara 1 kompetisi sains di Taiwan
Baca juga: 928 pelajar ikuti Surabaya Young Scientist Competition
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: