Rupiah melemah seiring kekhawatiran pasar terhadap krisis perbankan
27 Maret 2023 10:01 WIB
Ilustrasi - Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom/pri.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Senin melemah seiring kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan.
Rupiah pada Senin pagi dibuka turun 30 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp15.183 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.153 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini karena kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Rupiah naik tajam seiring sentimen risk on di pasar
Ariston menuturkan kabar tentang naiknya biaya credit default swap salah satu Bank Besar Eropa, Deutsche Bank, karena kekhawatiran gagal bayar di tengah krisis perbankan dan laporan terkait penarikan deposit oleh nasabah di bank-bank kecil Amerika Serikat (AS) menambah kekhawatiran krisis perbankan masih berpotensi meluas.
Menurut dia, hal tersebut bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman lagi sehingga dapat membebani rupiah.
Kekhawatiran atas potensi penularan di luar bank regional yang mengancam untuk menyebar ke rekan-rekan mereka yang lebih besar dipicu oleh aksi jual saham bank Eropa.
Aksi jual itu didorong oleh meningkatnya biaya untuk mengasuransikan utang Deutsche Bank, yang ditunjukkan oleh credit default swaps, yang muncul setelah pembelian Credit Suisse yang disponsori negara, telah masuk ke dalam narasi tekanan di seluruh sektor.
Baca juga: Dolar menguat di Asia, kekhawatiran krisis perbankan cemaskan investor
Saham perbankan global telah terpukul sepanjang bulan setelah keruntuhan mendadak dua pemberi pinjaman AS dan penyelamatan bank Swiss Credit Suisse yang kesulitan minggu lalu, dengan pihak berwenang turun tangan untuk meredakan kegelisahan investor.
Selain itu, Ariston menuturkan penguatan rupiah terhadap dolar AS yang dalam pada perdagangan Jumat (24/3) di tengah kekhawatiran pasar, memunculkan peluang koreksi.
Di sisi lain, ekspektasi bahwa The Fed tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya tahun ini karena krisis perbankan di AS masih membantu mendongkrak nilai tukar lain terhadap dolar AS, sehingga jika kekhawatiran tentang krisis itu mereda, dolar AS bisa tertekan lagi.
Ariston memproyeksikan peluang tekanan rupiah ke arah Rp15.200 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.100 per dolar AS.
Rupiah pada Jumat (24/3) ditutup naik 192 poin atau 1,25 persen ke posisi Rp15.153 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.345 per dolar AS.
Rupiah pada Senin pagi dibuka turun 30 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp15.183 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.153 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini karena kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Rupiah naik tajam seiring sentimen risk on di pasar
Ariston menuturkan kabar tentang naiknya biaya credit default swap salah satu Bank Besar Eropa, Deutsche Bank, karena kekhawatiran gagal bayar di tengah krisis perbankan dan laporan terkait penarikan deposit oleh nasabah di bank-bank kecil Amerika Serikat (AS) menambah kekhawatiran krisis perbankan masih berpotensi meluas.
Menurut dia, hal tersebut bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman lagi sehingga dapat membebani rupiah.
Kekhawatiran atas potensi penularan di luar bank regional yang mengancam untuk menyebar ke rekan-rekan mereka yang lebih besar dipicu oleh aksi jual saham bank Eropa.
Aksi jual itu didorong oleh meningkatnya biaya untuk mengasuransikan utang Deutsche Bank, yang ditunjukkan oleh credit default swaps, yang muncul setelah pembelian Credit Suisse yang disponsori negara, telah masuk ke dalam narasi tekanan di seluruh sektor.
Baca juga: Dolar menguat di Asia, kekhawatiran krisis perbankan cemaskan investor
Saham perbankan global telah terpukul sepanjang bulan setelah keruntuhan mendadak dua pemberi pinjaman AS dan penyelamatan bank Swiss Credit Suisse yang kesulitan minggu lalu, dengan pihak berwenang turun tangan untuk meredakan kegelisahan investor.
Selain itu, Ariston menuturkan penguatan rupiah terhadap dolar AS yang dalam pada perdagangan Jumat (24/3) di tengah kekhawatiran pasar, memunculkan peluang koreksi.
Di sisi lain, ekspektasi bahwa The Fed tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya tahun ini karena krisis perbankan di AS masih membantu mendongkrak nilai tukar lain terhadap dolar AS, sehingga jika kekhawatiran tentang krisis itu mereda, dolar AS bisa tertekan lagi.
Ariston memproyeksikan peluang tekanan rupiah ke arah Rp15.200 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.100 per dolar AS.
Rupiah pada Jumat (24/3) ditutup naik 192 poin atau 1,25 persen ke posisi Rp15.153 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.345 per dolar AS.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: