Barracas (ANTARA) - Petugas pemadam kebakaran meminta "wisatawan yang melihat kebakaran" untuk menjauh dari kawasan hutan yang terbakar di timur Spanyol pada Minggu karena dapat membahayakan diri sendiri dan juga mengganggu pemadaman kebakaran.
Menurut layanan darurat, lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran yang didukung oleh 20 pesawat dan helikopter sudah berupaya selama empat hari memadamkan api di dekat Desa Villanueva de Viver di kawasan Valencia.
Polisi mengatakan bahwa mereka menemukan 14 orang pesepeda mencoba untuk melihat kebakaran dari dekat, kata Kepala Departemen Hubungan Dalam Negeri wilayah Valencia, Gabriela Bravo.
"Kami meminta sekali lagi, agar para wisatawan tidak ikut dalam wisata kebakaran, jangan mendekati lokasi," kata Bravo.
Kebakaran besar pertama di hutan di Spanyol tahun ini telah menghancurkan lebih dari 4.000 hektar hutan dan memaksa 1.700 penduduk desa meninggalkan rumah mereka di wilayah Valencia dan Aragon.
Penduduk lokal mengatakan kebakaran tersebut bisa mendatangkan dampak bagi ekonomi setempat yang bergantung kepada wisatawan.
"Masyarakat di sini hidup dari bisnis olahraga sepeda, hiking dan membuka bar. Anda bisa lihat sendiri dan ini bencana bagi mereka yang mencintai alam," kata warga bernama Jorge Grausell (72).
Musim dingin yang tidak biasa di sebagian wilayah selatan Eropa menimbulkan kekhawatiran kebakaran hutan kembali terjadi seperti tahun lalu.
Pada 2022, sekitar 785.000 hektar kawasan hutan hancur akibat kebakaran di Eropa, meningkat lebih dua kali lipat dalam 16 tahun terakhir, demikian statistik Komisi Eropa.
Menurut Sistem Informasi Kebakaran Hutan Komisi Eropa, terjadi 493 kasus kebakaran hutan yang menghancurkan kawasan seluas 307.000 hektar di Spanyol sepanjang tahun lalu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Spanyol berjuang cegah meluasnya kebakaran 4,000 hektare hutan
Petugas minta "wisatawan kebakaran" jauhi kawasan hutan Spanyol
26 Maret 2023 22:42 WIB
Foto arsip - Seorang pengendara sepeda melewati kebakaran hutan, di Sopela, Spanyol, Jumat (28/10/2022). ANTARA FOTO/Reuters-Vincent West/hp.
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: