Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Yayasan Kitong Bisa Jouhannes Faidiban mengatakan pihaknya tengah mengembangkan sebuah aplikasi yang akan mendukung perencanaan pembangunan secara berkelanjutan.

"Kami tengah mengembangkan aplikasi, sebuah sistem digitalisasi penampungan dan penyaluran aspirasi yang akan membantu rencana pembangunan menjadi lebih tepat sasaran," kata Jouhannes Faidiban dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Jouhannes Faidiban yang akrab disapa Annes itu menjelaskan, pihaknya telah mempresentasikan inovasi proses perencanaan pembangunan lewat sebuah aplikasi tersebut di hadapan Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri, bertepatan dengan acara peresmian Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura, Papua pada Selasa (21/3).

Dalam kesempatan tersebut, Annes menyampaikan bahwa aplikasi yang tengah dikembangkan telah mendapat dukungan dari beberapa pihak.

Baca juga: Kitong Bisa Foundation resmikan pusat belajar nonformal di Jakarta

Baca juga: SMI siapkan skema khusus dorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia


Annes juga mengatakan bahwa sistem digitalisasi penampungan dan penyaluran aspirasi tersebut akan membantu rencana pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Dengan demikian, penggunaan anggaran menjadi lebih efektif melalui kemudahan berkomunikasi dengan pemerintah pusat lewat sistem aplikasi ini.

"Digitalisasi penampungan aspirasi, perencanaan dan pembangunan desa berupaya mengatasi kesenjangan komunikasi dalam merencanakan pembangunan sesuai dengan kebutuhan, antara masyarakat mulai dari level desa, dengan Pemerintah Pusat," katanya.

Digitalisasi tersebut, kata dia, akan dipadukan dengan pelatihan para Local Champion, yakni anak-anak muda di seluruh Indonesia yang memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam menyusun perencanaan dan inovasi pembangunan. Local Champion ini di bawah bimbingan Yayasan Kitong Bisa.

"Sistem yang tengah dibangun akan memungkinkan masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan pemerintah pusat, misalkan terkait dengan kebutuhan penambahan gedung sekolah, maka informasi tersebut akan dimasukkan ke dalam sistem digital dengan bimbingan Local Champion untuk menyampaikan aspirasi penambahan gedung bangunan sekolah," katanya.

Local champion, kata dia, akan menyampaikan aspirasi kebutuhan penambahan gedung sekolah, setelah sebelumnya melakukan pembahasan bersama tokoh masyarakat, termasuk menetapkan lokasi dan menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan.

"Digitalisasi perencanaan dan pembangunan berbasis Local Champion ini bukan untuk menggantikan Sistem Informasi Desa, mekanisme Musrembangdes atau Musrembangda, akan tetapi untuk saling melengkapi dan menguatkan. Digitalisasi ini memberikan kemampuan untuk masyarakat dapat berkomunikasi secara dua arah secara real time," katanya.

Yayasan Kitong Bisa, yang biasa juga dikenal masyarakat dengan Kitong Bisa Foundation (KBF), juga telah menggandeng pemerintah daerah serta beberapa NGO lokal dan internasional dalam menerapkan program Local Champion ini.*

Baca juga: Indonesia perkuat kerja sama internasional mitigasi perubahan iklim

Baca juga: Menko PMK: Program pembangunan SDM dilakukan secara berkelanjutan