New York (ANTARA) - Indeks-indeks saham utama di Wall Street mengakhiri pekan yang bergejolak lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah para pejabat Federal Reserve menenangkan ketakutan investor atas potensi krisis likuiditas di sektor perbankan.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 132,28 poin atau 0,41 persen, menjadi menetap di 32.237,53 poin. Indeks S&P 500 terangkat 22,27 poin atau 0,56 persen, menjadi berakhir di 3.970,99 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 36,56 poin atau 0,31 persen, menjadi ditutup di 11.823,96 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor defensif seperti utilitas dan real estat menikmati persentase keuntungan terbesar. Sementara itu, sektor konsumer non-primer dan keuangan mencatat penurunan.

Ketiga indeks saham utama AS memulai sesi dengan melemah tajam di tengah aksi jual di antara bank-bank Eropa, namun kerugian tersebut berbalik menjelang bel penutupan, mengulangi perjalanan roller coaster harian dari sesi baru-baru ini.

Pada akhir minggu yang naik-turun, ditandai dengan kenaikan suku bunga Fed dan meningkatnya kekhawatiran atas kesehatan sistem perbankan, ketiga indeks membukukan kenaikan mingguan.

Baca juga: Wall St ditutup menguat setelah Yellen janji lindungi simpanan bank

Baca juga: Wall St ditutup anjlok karena Powell ingatkan perang inflasi berlanjut


"Pasar ekuitas melayang lebih tinggi karena kekhawatiran tentang gejolak perbankan lain di AS atau di luar negeri," kata David Carter, direktur pelaksana di JPMorgan Private Bank di New York. "Wall Street mengambil isyarat dari Washington dan ibu kota lain yang berkaitan dengan suku bunga dan peraturan perbankan."

Dalam penampilan terpisah, tiga presiden Fed regional mengatakan bahwa keyakinan mereka bahwa sistem perbankan tidak menghadapi krisis likuiditas, mendorong keputusan untuk menaikkan suku bunga kebijakan 25 basis poin pada Rabu (22/3/2023).

Tetapi, sementara pejabat Fed terus memperkirakan kenaikan suku bunga tambahan sebagai kemungkinan yang kuat, pasar keuangan sekarang mendukung kemungkinan tidak ada kenaikan sama sekali pada akhir pertemuan kebijakan berikutnya pada Mei.

"The Fed mungkin sedikit menekan karena mengatakan lebih banyak kenaikan suku bunga akan datang tahun ini," tambah Carter dari JPMorgan. "Ini membantu target inflasi mereka dan menunjukkan kepercayaan pada sistem ekonomi kita."

Kekhawatiran atas potensi penularan di luar bank regional yang mengancam untuk menyebar ke rekan-rekan mereka yang lebih besar dipicu oleh aksi jual saham bank Eropa.

Aksi jual itu didorong oleh meningkatnya biaya untuk mengasuransikan utang Deutsche Bank, yang ditunjukkan oleh credit default swaps, yang muncul setelah pembelian Credit Suisse yang disponsori negara, telah masuk ke dalam narasi tekanan di seluruh sektor.

Tapi kekhawatiran itu mereda pada sore hari. Sementara indeks S&P Bank berakhir sedikit lebih rendah, indeks KBW Regional Bank melonjak 2,9 persen.

Saham Deutsche Bank yang diperdagangkan di AS turun 3,1 persen. Saham bank-bank besar AS, seperti JPMorgan Chase & Co, Wells Fargo mengurangi kerugian mereka tetapi masih berakhir lebih rendah, sementara Bank of America berubah menjadi hijau.

Pemberi pinjaman regional PacWest Bancorp, Western Alliance Bancorp masing-masing melonjak 3,2 persen dan 5,8 persen, sementara First Republic Bank melemah 1,4 persen.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,08 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,84 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Wall Street berakhir naik tajam jelang keputusan Federal Reserve

Baca juga: Wall Street berakhir turun tajam tertekan kekhawatiran penularan bank