Balitbang Kemhan uji fungsi senapan serbu produksi swasta lokal
24 Maret 2023 22:04 WIB
Arsip foto - Salah seorang personel Balitbang Kemhan melakukan uji fungsi purwarupa senapan serbu IFAR 22 Kaliber 5,56 mm di Laboratorium Litbang TNI Angkatan Darat, Batu Jajar, Bandung, Jawa Barat. ANTARA/HO-Balitbang Kemhan RI.
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan baru-baru ini melakukan uji fungsi purwarupa senapan serbu IFAR 22 Kaliber 5,56 mm buatan perusahaan pertahanan swasta lokal PT Republik Armamen Industri.
Uji coba purwarupa senapan serbu bullpup produksi anak perusahaan PT Republik Korpora Indonesia tersebut dilakukan di Laboratorium Litbang TNI Angkatan Darat, Batu Jajar, Bandung, Jawa Barat, demikian menurut keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Kegiatan uji purwarupa tersebut dihadiri Kepala Bidang Matra Darat Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Cpl. Saiful dan Kepala Laboratorium Dislitbangad Kolonel Arh. Saptarendra Prasada.
IFAR 22 memiliki sistem operasi gas piston dengan berat kosong 3,6 kg untuk laras berukuran 16 inci serta 3,7 kg untuk laras ukuran 20 inci.
Direktur PT Republik Armamen Industri Baskoro Gondokusumo mengatakan industri pertahanan Indonesia semakin berkembang dengan berbagai kerja sama yang dilakukan Pemerintah dengan pihak swasta.
"Uji coba IFAR 22 ini sebagai salah satu momentum awal kita untuk bisa mandiri dari sisi ketahanan dan pertahanan nasional; dan prototipe ini adalah titik awal yang sangat bagus untuk bangsa kita dalam memproduksi alutsista ke depannya," kata Baskoro.
Baca juga: Presiden AS kembali serukan larangan senapan serbu
Penguatan industri pertahanan juga turut membantu upaya pemenuhan kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI serta mencapai kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF) sekaligus kemandirian pengadaan alutsista pada 2029.
Baskoro meyakini perusahaan dengan komitmen tinggi diperlukan dalam menyokong pembangunan industri pertahanan lokal.
"Tidak perlu yang terbaik atau terlama berdirinya, yang penting ada kesungguhan dalam membangun bersama. Ini yang ingin kami tumbuhkan agar bisa berkontribusi lebih luas lagi bagi industri ini di Indonesia," ujarnya.
Uji fungsi purwarupa IFAR 22 Kaliber 5,56 mm dilakukan jajaran ahli dan teknisi militer Tim Balitbang Kemhan. Uji fungsi itu dilakukan untuk memastikan bahwa senapan serbu tersebut berfungsi dengan baik dan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.
Sejumlah pengujian yang dilakukan adalah uji akurasi 100 meter dengan diameter hasil perkenaan 9 cm, uji akurasi 300 meter dengan diameter hasil perkenaan 15 cm, uji jarak efektif 400 meter, uji tembak baja jarak 300 meter dengan hasil tembus, uji konstruksi kelengkapan (konskap) dan mekanisme, serta mengukur kekuatan.
Selain itu Tim Balitbang Kemhan juga melakukan pengujian purwarupa produk IFAR 22 dengan uji debu, pasir, lumpur, air asin, dan air tawar.
Kegiatan tersebut menjadi akhir dari rangkaian sertifikasi purwarupa senapan serbu IFAR 22 Kaliber 5,56 mm yang dilakukan Balitbang Kemhan sebelum mendapat penilaian kelaikan untuk produksi secara massal.
Baca juga: Balitbang Kemhan dukung SERGAP jadi motor listrik militer
Uji coba purwarupa senapan serbu bullpup produksi anak perusahaan PT Republik Korpora Indonesia tersebut dilakukan di Laboratorium Litbang TNI Angkatan Darat, Batu Jajar, Bandung, Jawa Barat, demikian menurut keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Kegiatan uji purwarupa tersebut dihadiri Kepala Bidang Matra Darat Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Cpl. Saiful dan Kepala Laboratorium Dislitbangad Kolonel Arh. Saptarendra Prasada.
IFAR 22 memiliki sistem operasi gas piston dengan berat kosong 3,6 kg untuk laras berukuran 16 inci serta 3,7 kg untuk laras ukuran 20 inci.
Direktur PT Republik Armamen Industri Baskoro Gondokusumo mengatakan industri pertahanan Indonesia semakin berkembang dengan berbagai kerja sama yang dilakukan Pemerintah dengan pihak swasta.
"Uji coba IFAR 22 ini sebagai salah satu momentum awal kita untuk bisa mandiri dari sisi ketahanan dan pertahanan nasional; dan prototipe ini adalah titik awal yang sangat bagus untuk bangsa kita dalam memproduksi alutsista ke depannya," kata Baskoro.
Baca juga: Presiden AS kembali serukan larangan senapan serbu
Penguatan industri pertahanan juga turut membantu upaya pemenuhan kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI serta mencapai kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF) sekaligus kemandirian pengadaan alutsista pada 2029.
Baskoro meyakini perusahaan dengan komitmen tinggi diperlukan dalam menyokong pembangunan industri pertahanan lokal.
"Tidak perlu yang terbaik atau terlama berdirinya, yang penting ada kesungguhan dalam membangun bersama. Ini yang ingin kami tumbuhkan agar bisa berkontribusi lebih luas lagi bagi industri ini di Indonesia," ujarnya.
Uji fungsi purwarupa IFAR 22 Kaliber 5,56 mm dilakukan jajaran ahli dan teknisi militer Tim Balitbang Kemhan. Uji fungsi itu dilakukan untuk memastikan bahwa senapan serbu tersebut berfungsi dengan baik dan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.
Sejumlah pengujian yang dilakukan adalah uji akurasi 100 meter dengan diameter hasil perkenaan 9 cm, uji akurasi 300 meter dengan diameter hasil perkenaan 15 cm, uji jarak efektif 400 meter, uji tembak baja jarak 300 meter dengan hasil tembus, uji konstruksi kelengkapan (konskap) dan mekanisme, serta mengukur kekuatan.
Selain itu Tim Balitbang Kemhan juga melakukan pengujian purwarupa produk IFAR 22 dengan uji debu, pasir, lumpur, air asin, dan air tawar.
Kegiatan tersebut menjadi akhir dari rangkaian sertifikasi purwarupa senapan serbu IFAR 22 Kaliber 5,56 mm yang dilakukan Balitbang Kemhan sebelum mendapat penilaian kelaikan untuk produksi secara massal.
Baca juga: Balitbang Kemhan dukung SERGAP jadi motor listrik militer
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: