Moeldoko minta Universitas Jember tindak lanjuti hasil riset
24 Maret 2023 19:01 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Rektor Unej Iwan Taruna saat meninjau Taman Kebangsaan di Fakultas Hukum Unej, Jumat (24/3/2023) (ANTARA/HO-Humas Unej)
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta Universitas Jember (Unej) menindaklanjuti hasil riset yang sudah dilakukan oleh sejumlah guru besar agar bisa dioperasionalkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Unej memiliki hasil penelitian yang luar biasa dari sejumlah guru besar seperti Prof. Achmad Subagio yang menemukan tepung singkong atau modified cassava flour (mocaf) dan Prof Bambang Sugiharto tentang varietas tebu lahan kering.
"Hasil penelitian itu tidak boleh berhenti sampai di meja atau di laci saja, sehingga barang yang bagus harus bisa dioperasionalkan, butuh proses, sehingga perlu kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah, kementerian dan pengusaha," katanya usai menjadi pemateri dalam kuliah umum di Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat.
Dengan demikian, lanjut dia, hasil riset tersebut bisa ditindaklanjuti karena pihaknya ingin semua penelitian di perguruan tinggi bisa dikembangkan, sehingga ditindaklanjuti menuju sertifikasi.
Baca juga: Moeldoko minta perguruan tinggi lakukan riset pangan dan energi
Baca juga: Profesor asal Jerman ajak mahasiswa Unej sukses bangun usaha rintisan
"Setelah disertifikasi, maka bisa dilakukan komersialisasi, dikembangkan kepada publik. Rangkaian itu harus dipahami oleh pihak kampus, sehingga hasil penelitian yang sangat baik tidak berhenti di kampus," tuturnya.
Ia menjelaskan pemerintah memiliki Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi karena saat ini BRIN lebih fleksibel karena tidak hanya mengandalkan peneliti dari dalam negeri, tetapi juga peneliti dari luar negeri.
"Bisa berkolaborasi, nanti hitung-hitungannya ada dan ujungnya di komersialisasi. Semua sudah diatur. Riset dari luar yang perlu ditindaklanjuti untuk langkah-langkah berikutnya, BRIN juga siap diajak bekerja sama," katanya.
Ia menjelaskan kendala selama ini yang terjadi hasil riset perguruan tinggi tidak ditindaklanjuti, padahal para guru besar memiliki penelitian yang bagus dan biasanya selesai sampai di meja saja.
Moeldoko memberikan kuliah umum bertema "Ketahanan Pangan dan Energi Untuk Indonesia Maju" di Gedung Auditorium Universitas Jember dan melanjutkan dengan kegiatan panen raya di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember.
Baca juga: Fakultas Hukum Unej raih piagam penghargaan WBK dari Kemenristekdikti
Baca juga: Unej raih peringkat ketiga BLU dengan kinerja terbaik se-Indonesia
Unej memiliki hasil penelitian yang luar biasa dari sejumlah guru besar seperti Prof. Achmad Subagio yang menemukan tepung singkong atau modified cassava flour (mocaf) dan Prof Bambang Sugiharto tentang varietas tebu lahan kering.
"Hasil penelitian itu tidak boleh berhenti sampai di meja atau di laci saja, sehingga barang yang bagus harus bisa dioperasionalkan, butuh proses, sehingga perlu kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah, kementerian dan pengusaha," katanya usai menjadi pemateri dalam kuliah umum di Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat.
Dengan demikian, lanjut dia, hasil riset tersebut bisa ditindaklanjuti karena pihaknya ingin semua penelitian di perguruan tinggi bisa dikembangkan, sehingga ditindaklanjuti menuju sertifikasi.
Baca juga: Moeldoko minta perguruan tinggi lakukan riset pangan dan energi
Baca juga: Profesor asal Jerman ajak mahasiswa Unej sukses bangun usaha rintisan
"Setelah disertifikasi, maka bisa dilakukan komersialisasi, dikembangkan kepada publik. Rangkaian itu harus dipahami oleh pihak kampus, sehingga hasil penelitian yang sangat baik tidak berhenti di kampus," tuturnya.
Ia menjelaskan pemerintah memiliki Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi karena saat ini BRIN lebih fleksibel karena tidak hanya mengandalkan peneliti dari dalam negeri, tetapi juga peneliti dari luar negeri.
"Bisa berkolaborasi, nanti hitung-hitungannya ada dan ujungnya di komersialisasi. Semua sudah diatur. Riset dari luar yang perlu ditindaklanjuti untuk langkah-langkah berikutnya, BRIN juga siap diajak bekerja sama," katanya.
Ia menjelaskan kendala selama ini yang terjadi hasil riset perguruan tinggi tidak ditindaklanjuti, padahal para guru besar memiliki penelitian yang bagus dan biasanya selesai sampai di meja saja.
Moeldoko memberikan kuliah umum bertema "Ketahanan Pangan dan Energi Untuk Indonesia Maju" di Gedung Auditorium Universitas Jember dan melanjutkan dengan kegiatan panen raya di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember.
Baca juga: Fakultas Hukum Unej raih piagam penghargaan WBK dari Kemenristekdikti
Baca juga: Unej raih peringkat ketiga BLU dengan kinerja terbaik se-Indonesia
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: