Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan mempercepat pembangunan Agrowisata "Penan Paradise" di kawasan Udayana bagian barat wilayah Kecamatan Ampenan guna mendukung keberadaan ruang kreatif Teras Udayana di Taman Bumi Gora.

"Tadi malam, kami sudah bertemu dengan sejumlah pihak terkait termasuk pemilik lahan yang akan menjadi kawasan Agrowisata 'Penan Paradise', Alhamdulillah sudah ada kesepakatan," kata Camat Ampenan Muzakir Walad di Mataram, Jumat.

Agrowisata Penan Paradise ke depan ditargetkan menjadi pusat rekreasi dan edukasi memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian sekaligus menjadi salah satu alternatif pusat pariwisata di kota ini.

Menurutnya, percepatan pembangunan wisata agro Penan Paradise itu karena beberapa irisan kawasan yang akan mendukung sudah siap termasuk akses jalan yang sudah terbangun sepanjang 350 meter dengan lebar 1,5 meter.

Selain itu, kelompok tani Pak Jafri sudah siap dengan berbagai jenis tanaman hortikultura, dan Warung "Jamak-Jamak" yang memiliki konsep alam dan kearifan lokal.

"Untuk penataan selanjutnya, kita rencanakan setelah Idul Fitri, agar Agrowisata ini bisa mendukung keberadaan ruang kreatif Teras Udayana yang dilengkapi dengan fasilitas gelanggang pertunjukan (amfiteater)," katanya.

Dalam konsepnya, kata Muzakir, Penan Paradise ini akan dibangun seperti Agrowisata Svargabumi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan seperti di Tempos Kabupaten Lombok Barat.

Setiap bagian pematang sawah akan ditata dengan konsep berbagai ciri khas kearifan lokal agar bisa menjadi kawasan sasana budaya termasuk di pintu masuk.

Kearifan lokal yang akan disiapkan seperti "berugak" (saung), "spot-spot" swafoto, kemudian penataan pedagang yang akan menjual makanan khas lokal termasuk dengan pernak pernik peralatan mereka seperti di Wisata Agro Kebon Ayu Lombok Barat.

"Untuk pembangunan Penan Paradise dengan konsep yang telah direncanakan itu membutuhkan anggaran sekitar Rp300 juta. Anggaran ini akan kita usahakan melalui APBD, pokir dewan, dan CSR," katanya.

Muzakir mengatakan, pembangunan agrowisata itu menggunakan lahan sekitar dua hektare yang dimiliki secara kolektif oleh puluhan petani yang ada di Kelurahan Pejarakan.

Dengan musyawarah yang intensif bersama pemilik lahan dan aparat setempat, para petani sepakat mendukung rencana pembangunan Agrowisata Penan Paradise, karena hal itu ke depan bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani.

"Petani tidak harus menunggu panen untuk mendapatkan uang, sebaliknya mereka bisa dapat pemasukan setiap hari. Karena kita rencanakan aktivitas ekonomi di Penan Paradise akan dibuka setiap hari," katanya.

Sementara untuk pengelolaannya, akan diserahkan kepada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat, dengan melibatkan petani atau pemilik lahan. Termasuk untuk pedagang yang akan berjualan di areal tersebut berasal dari pokdarwis.